Sumaterapost.co – Apreaiasi yang setinggi-tingginya kepada Tim dosen dari Institut Bakti Nusantara (IBN) sukses meraih pendanaan Program Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) Tahun 2025 dari Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi melalui Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan, hal ini dikatakan Dr.Fauzi, Rektor IBN Lampung kepada Sumaterapost.co. Rabu (12/11/2025).
“Capaian ini menjadi bukti nyata komitmen IBN dalam memperkuat peran perguruan tinggi sebagai agen perubahan yang aktif memberikan kontribusi bagi masyarakat melalui inovasi dan penerapan teknologi tepat guna” kata Dr.Fauzi.
Dijelaskan Rektor IBN, Program ini menjadi salah satu wujud implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya dalam bidang pengabdian, dengan tujuan untuk memberikan solusi terhadap tantangan pembelajaran bagi siswa berkebutuhan khusus.
Kegiatan ini dilaksanakan oleh tim dosen yang diketuai oleh Trisnawati, M.Pd, dengan anggota M. Muslihudin, MTI, dan Leni Anggreani, M.Pd. Kolaborasi lintas bidang keilmuan ini menjadi kekuatan utama dalam merancang program pengabdian yang berbasis riset dan teknologi inovatif.
Melalui kegiatan tersebut, tim berupaya menghadirkan pendekatan pembelajaran modern yang mampu menjawab kebutuhan pendidikan inklusif, sekaligus mendukung peningkatan kualitas guru dan peserta didik di lingkungan sekolah luar biasa (SLB).
Kegiatan ini berfokus pada pengembangan sistem Smart Learning berbasis kecerdasan buatan (AI) yang berfungsi sebagai alat bantu identifikasi gaya belajar siswa berkebutuhan khusus (ABK). Smart Learning menyediakan sistem pembelajaran yang adaptif dan personal, menyesuaikan materi serta metode belajar dengan kebutuhan individu siswa.
Sistem ini juga berfungsi sebagai alat evaluasi digital yang memungkinkan guru memantau perkembangan siswa secara real-time melalui data analitik terstruktur. Kehadiran teknologi ini diharapkan meningkatkan efektivitas pembelajaran serta menciptakan sistem evaluasi yang lebih objektif, sistematis, dan berbasis data.
Proses kegiatan pendampingan yang dilakukan oleh Tim PkM Institut Bakti Nusantara (IBN) di SLB Pringsewu diawali dengan tahap observasi dan pengenalan lingkungan belajar siswa berkebutuhan khusus. Pada tahap ini, tim melakukan koordinasi dengan pihak sekolah dan guru pendamping untuk mengidentifikasi kebutuhan belajar, karakteristik siswa, serta tantangan yang dihadapi dalam proses pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi tersebut, tim kemudian menyesuaikan rancangan penerapan Smart Learning berbasis Artificial Intelligence (AI) agar sesuai dengan kondisi riil di lapangan.
Kegiatan ini juga mencakup sosialisasi konsep pembelajaran cerdas, serta simulasi penggunaan perangkat lunak identifikasi gaya belajar yang telah dikembangkan oleh tim PkM.
Selanjutnya, kegiatan pendampingan difokuskan pada pelatihan dan implementasi langsung di ruang kelas. Para guru SLB didampingi secara intensif untuk memahami cara kerja sistem, mulai dari proses input data hasil observasi siswa, interpretasi hasil analisis AI, hingga penerapan strategi pembelajaran yang sesuai dengan gaya belajar masing-masing siswa. Tim PkM juga melakukan pemantauan berkala terhadap efektivitas sistem dan memberikan bimbingan teknis agar guru mampu mengoperasikan aplikasi secara mandiri.
Melalui kegiatan ini, guru SLB Pringsewu mendapatkan pengalaman baru dalam menerapkan pembelajaran yang lebih adaptif, interaktif, dan berbasis data, sementara siswa memperoleh manfaat langsung dari pendekatan belajar yang lebih sesuai dengan kebutuhan individual mereka.
Ketua tim PkM, Trisnawati, M.Pd, menyampaikan bahwa kegiatan pendampingan ini menjadi langkah nyata dalam menghadirkan inovasi pembelajaran yang inklusif dan berkeadilan bagi semua siswa.
“Melalui kegiatan ini, kami ingin membantu guru-guru SLB memahami bagaimana teknologi, khususnya kecerdasan buatan, dapat menjadi mitra dalam proses belajar mengajar. Aplikasi Smart Learning yang kami kembangkan tidak hanya membantu mengenali gaya belajar siswa, tetapi juga memberikan rekomendasi metode pembelajaran yang lebih tepat dan menyenangkan bagi anak-anak berkebutuhan khusus,” ujar Trisnawati.
Hasil pelaksanaan menunjukkan bahwa pengukuran gaya belajar siswa ABK memerlukan pendekatan yang adaptif dan holistik. Melalui observasi terstruktur oleh guru, sistem AI mampu mengenali respons siswa terhadap rangsangan visual, auditori, dan kinestetik, lalu memberikan rekomendasi gaya belajar yang paling efektif. Teknologi ini terbukti membantu siswa yang memiliki hambatan komunikasi atau kognitif agar lebih mudah memahami materi pembelajaran.(ndy)




