Sumaterapost.co | Lampung Tengah – Tim dosen Universitas Muhammadiyah Pringsewu (UMPRI) melaksanakan program pengabdian kepada masyarakat bertajuk POHON OPIUM (Program of One House One Nest and One Pool untuk Indonesia Unggul dan Makmur) di Desa Kalidadi, Kecamatan Kalirejo, Lampung Tengah. Program ini merupakan bagian dari hibah BIMA Kemdiktisaintek Tahun Anggaran 2025 dengan nomor kontrak 119/C3/DT.05.00/PM/2025, yang berfokus pada pemberdayaan pemuda peternak kelinci melalui inovasi teknologi dan penguatan ekonomi kreatif.
Program POHON OPIUM hadir sebagai upaya pengembangan ekonomi baru berbasis peternakan kelinci sekaligus mendorong terciptanya usaha yang ramah lingkungan. Kegiatan ini melibatkan pelatihan manajemen peternakan, penguatan kesehatan ternak, pengolahan limbah menjadi produk bermanfaat, hingga pemasaran digital. Kegiatan pengabdian ini berlangsung dari bulan Mei-Desember 2025.
Hingga saat ini, UMPRI telah melaksanakan tiga sesi pelatihan utama bagi kelompok pemuda peternak kelinci: 1) Pelatihan Manajemen Peternakan dan Kesehatan Kelinci. Peserta dibekali keterampilan perawatan, pembiakan, dan pengelolaan kesehatan ternak secara tepat. 2). Pelatihan Pengolahan Limbah dan Inovasi Produk. Meliputi pembuatan pupuk organik cair, media tanam, serta pakan alternatif dari limbah kelinci. Inovasi ini tidak hanya mengurangi limbah, tetapi juga meningkatkan nilai tambah bagi peternak.. 3) Pelatihan Pemasaran Digital. Bertujuan memperluas akses pemasaran produk, mengurangi ketergantungan pada pengepul, dan membuka peluang penjualan langsung melalui bazar desa.
Selain menghasilkan berbagai hard product seperti pupuk organik, pakan, dan media tanam, program ini juga memperkuat soft product berupa manajemen kelompok, mentorship antarpeternak, dan strategi pemasaran digital.
Ketua pelaksana, Dr. Arman, M.Pd., menegaskan bahwa program ini tidak hanya berfokus pada pelatihan teknis, tetapi juga pada pembangunan kemandirian ekonomi masyarakat.
“Kami ingin memastikan masyarakat tidak hanya mampu beternak, tetapi juga bisa mengolah, memasarkan, dan menjaga keberlangsungan usaha mereka. Dengan kombinasi inovasi teknologi dan pendampingan, kami berharap warga dapat mandiri sekaligus membuka peluang usaha baru bagi lingkungan sekitar,” ujarnya.
Program POHON OPIUM mendapat dukungan dari dinas terkait dan lembaga pendidikan yang membuka ruang kolaborasi untuk keberlanjutan program. Sistem tabungan kelompok, rotasi indukan kelinci, serta pendampingan rutin disiapkan agar program ini tidak berhenti pada fase pelatihan.
Lebih dari sekadar meningkatkan keterampilan beternak, program ini menargetkan terbentuknya ekosistem ekonomi kreatif desa yang berbasis inovasi dan pemberdayaan masyarakat. Dengan pengelolaan limbah yang produktif, peternak diharapkan mampu menjadikan kelinci sebagai sumber ekonomi baru yang ramah lingkungan.
Program ini menjadi langkah nyata UMPRI dalam menghadirkan inovasi teknologi dan pemberdayaan ekonomi berbasis potensi lokal guna mewujudkan masyarakat yang unggul, mandiri, dan berdaya saing.(ndy).




