Semarang — Pagi itu, Kamis (27/11/2025), Atrium Lantai 1 BINUS @ Semarang seakan bermandi cahaya yang jatuh lembut bersama aliran kata-kata. Ruang luas itu berubah menjadi semesta kecil yang dipenuhi desir sastra, ketika ratusan mahasiswa berkumpul merayakan BINFEST 2025 bertema REVOLVA—sebuah gema kreativitas yang merangkul perubahan, refleksi, dan keberlanjutan.
Dengan menggandeng Perkumpulan Penulis SATUPENA Kota Semarang, BINUS menghadirkan rangkaian kegiatan yang tidak sekadar memajang kompetisi, tetapi juga merangkul proses penciptaan. Semua dimulai melalui workshop “Eksplorasi Seni Membaca dan Menulis Puisi” bersama Dr. Fadjar Setiyo Anggraeni, S.E., M.Si., Ak., CA., ACPA. Dalam sesi yang hangat dan penuh percakapan itu, mahasiswa diajak menyelami teknik membaca yang berjiwa, meraba kehalusan rasa, hingga menembus ruang sunyi tempat puisi kerap lahir.
Antusiasme peserta, yang sebagian besar berasal dari mahasiswa B28 dan B29, membubung sejak menit pertama. Tiap gagasan yang didengar, tiap contoh yang diperdengarkan, menjadi serpihan inspirasi untuk bekal mereka mencipta.
Selepas workshop, panggung menjadi milik para penantang. Lomba menulis puisi menggamit lebih dari 300 peserta, menandai tingginya gairah literasi yang hidup di kampus. Sementara lomba membaca puisi menghadirkan sembilan finalis yang tampil dengan gaya masing-masing—ada yang lembut, ada yang meledak, ada yang lirih namun menghunjam.
Setelah melalui penilaian yang teliti, dewan juri yang dipimpin Dr. Fadjar Setiyo Anggraeni menetapkan nama-nama terbaik:
Pemenang Lomba Membaca Puisi
• Muhammad Rizqi Surya Agung – Juara 1
• Matthew Pranata – Juara 2
• Noel Vincent Ramli – Juara 3
Pemenang Lomba Menulis Puisi
• Laura Emmanuela Hardi – Juara 1
• Felix Anthony Teng – Juara 2
• Sienna Angelique Heryanto – Juara 3
Fadjar menjelaskan bahwa penilaian mempertimbangkan interpretasi, teknik vokal, ekspresi, dan kualitas estetika karya. “Para finalis ini tampil dengan kedalaman makna yang kuat. Mereka menjaga tradisi sastra, sekaligus menyuarakan jiwa muda yang berani,” tuturnya.
Ketua SATUPENA Kota Semarang menegaskan bahwa kegiatan seperti ini tak semata-mata arena kompetisi, melainkan ruang tumbuh. “Ini adalah ruang refleksi dan ekspresi diri. Kami berharap kolaborasi dengan BINUS University @ Semarang bisa terus menumbuhkan kecintaan terhadap sastra dan memperkaya karakter mahasiswa,” ujarnya.
Dari sudut yang lain, Direktur BINUS University @ Semarang, Dr. Frdy Purnomo, S.Kom., M.Kom., memberikan apresiasi mendalam terhadap penyelenggaraan festival ini. “REVOLVA menunjukkan bahwa sastra mampu membentuk karakter, kepekaan, dan kreativitas mahasiswa. Kami bangga melihat semangat mereka. Semoga kegiatan seperti ini tumbuh menjadi tradisi literasi yang kuat,” ungkapnya.
Menjelang senja, Festival Puisi BIFEST 2025 ditutup dengan satu pesan yang menggantung hangat di udara: jangan berhenti menyalakan kata-kata. Sebab puisi, sebagaimana REVOLVA, adalah perjalanan—yang terus berevolusi, terus merefleksi, dan terus menghidupkan perubahan.
(Christian Saputro)




