Semarang — Cahaya panggung TBRS Baru Semarang tampak berpendar hangat pada Jumat malam (28/11/2025), ketika Pemerintah Provinsi Jawa Tengah resmi memperkenalkan Jawa Tengah Calendar of Event (CoE) Pariwisata 2026. Acara yang dimulai pukul 18.00 WIB itu tidak hanya menjadi seremoni peluncuran, tetapi juga panggung yang menautkan seni, teknologi, dan jejaring pariwisata dalam satu tarikan napas besar: kebangkitan sektor pariwisata Jawa Tengah.
CoE 2026 menghadirkan 365 event terkurasi — satu per hari — yang tersebar di seluruh kabupaten/kota. Mulai festival budaya, sport tourism, pertunjukan seni kontemporer, festival kreativitas muda, hingga agenda-agenda berbasis komunitas menjadi denyut utama kalender pariwisata tahun mendatang. Dengan konsep itu, Jawa Tengah mengukuhkan diri sebagai provinsi dengan ritme kegiatan wisata yang nyaris tak pernah tidur.
Peluncuran Meriah, Disambut Pelaku Pariwisata Se-Jawa Tengah
Peluncuran dimulai dengan jamuan makan malam dan registrasi tamu, disusul pemutaran video storytelling CoE yang mengangkat spirit pariwisata Jawa Tengah 2026. Para kepala dinas pariwisata, pengelola destinasi, komunitas kreatif, pelaku industri, hingga penyelenggara event dari berbagai daerah hadir memenuhi gedung TBRS. Pertunjukan sendratari Sanggar Sekar Kemuning membuka panggung, sebelum dilanjutkan doa dan sambutan perwakilan Disporapar Jawa Tengah.
Pariwisata Menguat, Angka Capaian 2025 Menggembirakan Sekretaris Disporapar Jawa Tengah, Syurya Deta Syafri, menegaskan bahwa geliat pariwisata 2024–2025 menunjukkan tren positif. Dalam sambutannya, ia memaparkan data capaian: 53 juta wisatawan Nusantara selama 2025, 500 ribu wisatawan mancanegara. Pertumbuhan PDRB sektor akomodasi dan makan-minum 11,79%, tertinggi hingga triwulan III 2025
“Ini bukti bahwa pariwisata Jawa Tengah bukan sekadar pulih, tetapi bergerak naik dengan pesat—hasil kerja bersama pemerintah, pelaku industri, komunitas seni, dan masyarakat,” ujarnya.
Penghargaan Pariwisata dan Dua Inovasi Strategis Diluncurkan
Acara malam itu juga menjadi panggung apresiasi. Sebanyak 13 penghargaan Pariwisata Jawa Tengah 2025 diberikan untuk kategori destinasi, event, inovasi digital, konten kreatif, hingga kontribusi sektor swasta.
Pada kesempatan itu Disporapar kemudian meluncurkan dua inovasi penting:Pertama, e-Book Paket Wisata Jawa Tengah. Menyajikan lebih dari 200 paket wisata—budaya, alam, kuliner, sejarah, religi, dan desa wisata—yang dikembangkan tour operator dan dinas daerah. Kedua, SABDA Jateng (Sistem Analisis Big Data Pariwisata)
Platform yang menghimpun data dari statistik resmi, transaksi digital, mobilitas wisatawan, hingga analisis media sosial berbasis AI sebagai dasar perumusan kebijakan pariwisata.
Ajakan Kolaborasi dan Visi Besar 2026
Syurya Deta Syafri kembali menekankan pentingnya kerja kolektif. “Kolaborasi adalah kunci. Dengan kerja bersama, pariwisata Jawa Tengah akan semakin maju, kreatif, dan berdaya saing,” tegasnya.
Gubernur Jawa Tengah yang diwakili Sekretaris Daerah Sumarn0 memimpin prosesi peluncuran CoE 2026, e-Book Paket Wisata, dan SABDA Jateng. Video peluncuran yang tampil di layar utama menjadi momentum penyatuan visi pariwisata Jawa Tengah.
Dalam sambutannya, gubernur menyampaikan pesan kuat: “Dengan 365 event, Jawa Tengah tidak hanya menawarkan kalender, tetapi ritme kehidupan yang dapat dinikmati wisatawan sepanjang tahun.”
Ia juga menyoroti pentingnya kolaborasi antar-sektor; dari olahraga, seni, budaya, komunitas anak muda, hingga event keluarga untuk meningkatkan lama tinggal wisatawan.
Gubernur menekankan bahwa teknologi dan acara besar tidak akan lengkap tanpa keramahan masyarakat Jawa Tengah. “Menyambut dengan senyum, melayani sepenuh hati, memberikan informasi dengan jernih—itulah yang membuat wisatawan kembali dan merindukan Jawa Tengah,” pesannya.
Ia juga mengingatkan peran Media Sosial: Narasi Positif yang Harus Terus Dijaga.
Dalam beberapa event sebelumnya, sentimen publik di media sosial tercatat sangat positif. “Pemerintah berharap momentum ini terus diperkuat lewat promosi kreatif, publikasi kolaboratif, dan narasi yang membangun citra Jateng sebagai destinasi yang ramah serta dinamis,” tandasnya.
Puncak Acara: Musik & Wayang Orang Sebagai Simbol Keberlanjutan Budaya
Usai sesi resmi, penyanyi Nabila Maharani tampil menghangatkan suasana, membangun kedekatan dengan generasi muda. Sebagai penutup, Wayang Orang Ngesti Pandowo mempersembahkan fragmen kontemporer dengan lakon “Sang Bima” dengan sutradara Budi Lee yang memadukan tradisi klasik dan sentuhan modern.
Penampilan ini disambut riuh, menjadi simbol pertemuan harmonis antara akar budaya dan inovasi.
Dengan peluncuran Calendar of Event 2026, Jawa Tengah menegaskan langkah besarnya menuju ekosistem pariwisata yang makin kuat, modern, dan berkelanjutan. Tahun mendatang bukan sekadar tahun kegiatan, tetapi tahun pergerakan—tahun ketika Jawa Tengah menari bersama budaya, kreativitas, dan kolaborasi lintas sektor. (Christian Saputro)




