Pesisir Barat — Desa Budaya Bumi Lebu, Pekon Negeri Ratu (NR) Tenumbang, Kecamatan Pesisir Selatan, Kabupaten Pesisir Barat, resmi terpilih sebagai salah satu dari 10 Desa Penerima Aktivasi Desa Pemajuan Kebudayaan Nasional 2025. Penetapan ini sekaligus menempatkan Bumi Lebu sebagai satu-satunya wakil dari Sumatra bagian selatan—meliputi Palembang, Bengkulu, dan Lampung—yang melenggang ke daftar penghargaan nasional tersebut.
Menurut Ricad Sambera PN Tokoh Muda Bumi Lebu terpilihnya Bumi Lebu merupakan hasil kurasi dari program Desa Pemajuan Kebudayaan yang digelar Kementerian Kebudayaan selama tiga tahun terakhir. Pada tahun kedua pelaksanaannya ini, sebanyak 150 desa dari 300 desa peserta se-Indonesia mengikuti rangkaian lokakarya daya desa di Aceh pada Juli 2025. “Dari proses tersebut, dipilih 10 desa terbaik, termasuk Bumi Lebu, untuk menerima program aktivasi,” beber Ricad.
Sebagai bentuk implementasi program, lanjut Ricad, Bumi Lebu menggelar NGEJALANG FEST 2025 mengsung tema “Tayuh Budaya Pesisir” pada 1–2 Desember 2025 lalu.
“Festival ini mendapat dukungan langsung dari Kementerian Kebudayaan melalui Direktorat Bina SDM, Lembaga, Pranata Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pengembangan, Pemanfaatan, dan Pembinaan Kebudayaan< “ jelas Ricad.
Dipaparkannya, Festival Ngejalang 2025 sendiri menampilkan empat agenda utama: Himpun Adat Marga Tenumbang, Museum Ruang Tamu, Ngumbai Atakh dan Panggung Seni Kelasa Muloh Tungga.
Ricad menegaskan keempat rangkaian ini dinilai krusial dalam memperkuat kembali identitas dan karakter masyarakat pesisir yang selama berabad-abad dikenal terbuka, tangguh, serta kaya akulturasi budaya.
“Kehadiran NGEJALANG FEST diharapkan menjadi sarana pemulihan fondasi budaya sekaligus mitigasi terhadap perubahan tradisi di tengah derasnya arus globalisasi,” harap Ricad.
Ditambahkan, pada festival ini, Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat juga turut ambil bagian dengan menggelar Pekan Kebudayaan Daerah, meliputi Lomba Permainan Rakyat, Sarasehan Budaya, dan Pentas Seni Budaya Pesisir.
“Kolaborasi antara Kementerian Kebudayaan, Desa Budaya Bumi Lebu, dan pemerintah daerah ini diharapkan dapat menjadi pemantik kebangkitan budaya pesisir,” imbuh Ricad.
Selain penguatan nilai budaya, festival ini diharapkan punya dampak ekonomi juga menjadi sasaran program. “Melalui Pekan Kanikan dan Kerajinan Masyarakat, festival ini membuka ruang usaha bagi kuliner tradisional, perajin lokal, dan produk ekonomi kreatif masyarakat desa,” lanjutnya.
Dengan terpilihnya Bumi Lebu di tingkat nasional, masyarakat Pesisir Barat kini menatap masa depan budaya yang lebih kuat, selaras, dan berkelanjutan—sebuah jalan kebudayaan yang dibangun bersama antara warga, pemerintah daerah, dan pemerintah pusat. (Christian Saputro)




