Sumaterapost.co | Tanggamus | Kelalaian dalam perbaikan talud kembali memakan korban. Hujan yang turun sejak pagi pada Rabu (3/12/2025)
0seharusnya tidak menyebabkan bencana besar, namun kenyataannya berbeda bagi warga Kelurahan Pasar Madang. Sekitar pukul 15.00 WIB, banjir tiba-tiba menghantam kawasan Kapuran RT 10, RT 14, RT 16, wilayah Pantai Laut RT 08 dan RT 09, hingga RT 17 Lebak Jaya.
Air naik cepat setinggi 40–80 sentimeter, merendam rumah, menutup akses jalan, dan merusak barang-barang penting milik warga. Banyak keluarga hanya bisa menonton rumah mereka terisi air tanpa pertolongan cepat dari pihak manapun.
Berdasarkan penelusuran Bintang Broadcast Media, penyebab utama banjir ini bukan hujan deras, melainkan talud penahan air di RT 17 yang dibiarkan rusak selama berbulan-bulan. Talud yang retak dan rapuh akhirnya jebol, membuat aliran air dari bagian atas langsung menerjang permukiman di bawahnya.
Heruwloh, warga Lebak Jaya RT 17, dengan tegas menyatakan kemarahannya.
“Talud itu sudah lama rusak. Kami sudah lapor, tapi tidak ada tindakan. Hujan ini tidak besar, tapi banjirnya parah. Kalau nanti hujan lebat, bagaimana nasib masyarakat? Jangan tunggu ada korban dulu baru bergerak,” ujarnya dengan nada geram.
Sunari, warga Kapuran, memperkuat kondisi tersebut.
“Banjir ini murni karena talud jebol. Kami di Kapuran kena semua. Pemerintah harus segera perbaiki. Kalau tidak, banjir pasti datang lagi,” tuturnya.
Ketika air mulai masuk ke rumah-rumah, warga hanya mengandalkan kekuatan sendiri. Anak-anak dan lansia dievakuasi lebih dulu, sementara pemuda setempat mengamankan motor dan perabotan rumah tangga dari terjangan banjir.
Tidak ada penanganan cepat, tidak ada tindakan nyata—warga bekerja sendiri menyelamatkan diri dari bencana yang sebenarnya bisa dicegah.
Tuntutan Warga: Perbaiki Talud Sekarang, Jangan Menunggu Survei
Warga Pasar Madang menolak janji-janji. Mereka hanya meminta satu hal: tindakan konkret.
Poin yang diminta warga sangat jelas:
Talud RT 17 harus diperbaiki segera tanpa menunggu lama.
Normalisasi kali harus dilakukan untuk mencegah luapan air.
Drainase yang tersumbat harus dibersihkan dan ditata ulang.
Banjir bukan lagi sekadar bencana musiman. Ini adalah akibat langsung dari kerusakan yang diabaikan.
Warga Pasar Madang menegaskan bahwa kondisi ini hanya akan menjadi lebih buruk jika talud tetap dibiarkan jebol dan sistem drainase tidak dibenahi. Dengan musim hujan baru saja dimulai, ancaman banjir susulan semakin nyata.
Bintang Broadcast Media akan terus mengawal persoalan ini hingga ada langkah nyata dari pihak berwenang.
(Tim)




