Bandar Lampung – BPK Wilayah VII, Sanggar Lampung Ornamen, dan DKL Suguhkan Pameran, Lomba, Workshop, hingga Sarasehan
Denyut seni rupa Lampung kembali bergetar kuat melalui gelaran “Pamer Pamor 2025”, sebuah perhelatan seni yang berlangsung selama sepekan, 29 November–4 Desember 2025, di Gedung Dewan Kesenian Lampung (DKL), Way Halim. Acara yang diinisiasi Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah VII Bengkulu–Lampung ini menghadirkan rangkaian kegiatan paling lengkap di penghujung tahun, mulai dari pameran seni rupa, lomba mewarnai dan melukis, workshop, melukis on the spot, hingga sarasehan.
Gelaran ini merupakan hasil kolaborasi antara Sanggar Lampung Ornamen dan Komite Seni Rupa DKL, diikuti ratusan peserta dari berbagai kalangan. Suasana ruang seni yang hidup, inklusif, dan melibatkan publik secara langsung menjadi ciri khas penyelenggaraan tahun ini.
46 Karya dari Enam Provinsi Meriahkan Pameran Utama
Pameran “Pamer Pamor” yang dibuka pada Sabtu (29/11) oleh Ketua DKL Prof. Satria Bangsawan menampilkan 46 karya seni dari perupa yang berasal dari enam provinsi di Indonesia. Karya-karya tersebut memperlihatkan beragam medium dan pendekatan visual—mulai realisme, kontemporer, ilustrasi, hingga eksperimen instalasi—yang menegaskan dinamika seni rupa Indonesia, khususnya Sumatra.
Ketua Pelaksana, Damsi Tarmizi, menyampaikan bahwa seluruh rangkaian kegiatan mendapatkan dukungan penuh dari BPK Wilayah VII Kementerian Kebudayaan RI.
> “Pamer Pamor bukan sekadar pameran, tetapi ruang bertemu, berdialog, dan bertumbuh bagi para perupa dan masyarakat,” ujar Damsi.
Pada hari pembukaan, pengunjung memadati ruang pamer untuk menikmati karya, berdiskusi, hingga berinteraksi langsung dengan para seniman yang hadir.
Lomba Anak-Anak: Mewarnai Masa Depan Seni Lampung
Masih di hari pertama, kegiatan dilanjutkan dengan lomba mewarnai dan melukis untuk anak-anak. Sejak pukul 08.30 WIB, Teater Terbuka DKL dipenuhi ratusan peserta yang datang dengan semangat dan kreativitas. Kegiatan ini menjadi salah satu agenda yang paling diminati karena memberikan ruang bagi anak-anak untuk berimajinasi sambil memperkenalkan dunia seni rupa sedari dini.
Workshop dan Melukis On the Spot: Ruang Belajar yang Terbuka
Pada Minggu (30/11), “Pamer Pamor” menghadirkan workshop seni, melukis on the spot, serta lomba melukis untuk peserta umum. Workshop dipandu perupa Ari Susiwa Manangisi, yang membawakan materi seputar teknik cat, eksplorasi gagasan, hingga dinamika seni kontemporer.
Kegiatan berlangsung di dua titik: Teater Terbuka DKL dan Ruang Rapat, melibatkan komunitas seni seperti LADAS dan Panilios Art yang membantu menyukseskan acara. Antusiasme peserta terlihat dari banyaknya pertanyaan, diskusi, dan eksperimen visual yang mereka lakukan sepanjang kegiatan.
Sarasehan: Merumuskan Arah Seni Rupa Lampung
Rangkaian “Pamer Pamor” akan ditutup dengan sarasehan seni rupa pada Kamis (4/12), menghadirkan perupa, pengamat seni, akademisi, dan pegiat budaya. Forum ini menjadi wadah refleksi sekaligus merumuskan arah perkembangan seni rupa Lampung, mulai dari pembinaan, penyelenggaraan pameran, akses edukasi, hingga penguatan ekosistem kreatif.
Dukungan Pemerintah Perkuat Ekosistem Seni
Kehadiran BPK Wilayah VII sebagai fasilitator utama menjadi penanda penting bahwa pemerintah terus mengupayakan pembinaan dan pelestarian seni rupa di wilayah Bengkulu–Lampung. Kolaborasi dengan DKL dan komunitas seni memperlihatkan bahwa pengembangan ekosistem kreatif membutuhkan sinergi berbagai pihak. (Christian Saputro)




