Semarang — Upaya menjaga keberlanjutan seni tradisi di Kota Semarang kembali ditegaskan melalui pengukuhan Kepengurusan Perkumpulan Seni Budaya dan Gedung Cagar Budaya Sobokartti masa bhakti 2025–2030 yang dirangkaikan dengan Pagelaran Wayang Sobokartti bertajuk “Dari Kita Untuk Kita”. Kegiatan tersebut berlangsung di Gedung Cagar Budaya Sobokartti, Jalan Dr. Cipto No. 31–33 Semarang, Sabtu (20/12/2025).
Pengukuhan pengurus dilakukan oleh Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Semarang, Sarosa, S.Sn, yang hadir mewakili Kepala Disbudpar Kota Semarang. Dalam sambutannya, Sarosa menegaskan bahwa Sobokartti memiliki peran strategis sebagai ruang hidup kesenian tradisi sekaligus bangunan cagar budaya yang menyimpan sejarah panjang perkembangan seni di Kota Semarang.
“Gedung Sobokartti bukan sekadar bangunan fisik, tetapi pusat peradaban seni. Regenerasi kepengurusan ini diharapkan mampu menjaga kesinambungan nilai budaya serta menjawab tantangan zaman,” ujar Sarosa.
Kepengurusan baru Sobokartti dipimpin oleh D. Soetrisno sebagai Ketua Umum. Ia menyampaikan komitmen untuk menjadikan Sobokartti sebagai ruang terbuka yang inklusif bagi masyarakat, khususnya generasi muda, agar dapat belajar, berkarya, dan berinteraksi lintas generasi melalui kegiatan seni dan budaya.Nampak hadir pada acara itu, anggota DPRD Kota Semarang dari Ko mo isi D Michael, S.Kom, anggota DPRD Provinsi Jawa Tengah dari Komisi E Padmasari Mestikajati, S.E, M.M, Camat Semarang Timur Ali Akbar Nurdin, SH, Ketua Pepadi Kota Semarang Dr. Anang Budi Utomo, M.Pd dan tamu undangan lainnya.
Pada kesempatan itu,Ketua Sobokartti Djamil Sutrisno secara simbolis melantik pengurus Pemuda Sobokartti yang diwakili Muhammad Nur Rosyid, S.Pd. Rangkaian pengukuhan pengurus dimeriahkan dengan Pagelaran Wayang Sobokartti bertema “Dari Kita Untuk Kita”. Pagelaran ini menghadirkan pementasan wayang kulit anak-anak sebagai sesi pembuka, yang menampilkan dalang cilik Bagas Satyanegara, Brata Satrianegara, Danendra Dananjaya Djuanda, dan Dafandra Aradhana Djuanda. Pementasan tersebut menjadi simbol kuat pewarisan nilai budaya sejak usia dini.
Pada sesi berikutnya, ditampilkan pementasan wayang kulit dengan lakon “Manunggaling Panca Tunggal” oleh dalang Ki Sasmito Cokro. Lakon ini mengisahkan perjalanan spiritual Bima dalam menghadapi keguncangan di jagat Amarta, sekaligus menyampaikan ajaran tentang keseimbangan hidup dan keselarasan antara raga, rasa, cipta, karsa, dan jiwa. Pesan moral disampaikan secara komunikatif sehingga dapat dipahami oleh penonton lintas generasi.
Melalui pengukuhan pengurus dan pagelaran wayang ini, Sobokartti menegaskan perannya sebagai pusat pelestarian, pembinaan, dan regenerasi seni budaya di Kota Semarang. Dengan semangat “Dari Kita Untuk Kita”, Sobokartti diharapkan terus menjadi ruang bersama untuk merawat warisan leluhur sekaligus menumbuhkan masa depan kebudayaan yang berkelanjutan.
Susunan Pengurus
Perkumpulan Seni Budaya dan
Gedung Cagar Budaya Sobokartti
Masa Bhakti 2025–2030
Dewan Penasihat
R. Ay. Nuniek Mardeo, SH
Petrus Setyo Widodo, S.Ap
Hj. Rr. Titien Redjeki Soebeno
Ketua Umum
D. Soetrisno
Sekretaris
Darmadi
Ki. Gatot Nashari
Bendahara
Erna Setyowati
Edy Supartono
Biro Hukum
Sri Sudibyo, SH
Bidang Antar Lembaga
Yuli Setyorini
Dr. Febrianto
Fendy Prasetyo
Slamet Riyanto
Bidang Kreatif Sosial Budaya
Dr. Agung Sudarmanto
Arif Setiawan
Pelatih Tari
Juni Solicha
Ida Pratiwi
Paminto, S.Sn
Lies Sukardi
Natasha Bella Sagita
Anisa
Nila Auralia
Pelatih Karawitan
Suradji Hadi Kusumo
Muhammad Nur Rosid, S.Pd
Pelatih Pedalangan
Yusuf Sofyan, S.Sn
Pelatih Membatik
Erna Setyowati
Bidang Pembangunan
Ir. Sumarni
Heru Kamandani, S.Ag
Bidang Perlengkapan
FX Suprihartanto
Dimas Yudha Pratama
Humas
Yudha Putra
Pambayun Kristanto
Dokumentasi
Kus Sri Handoyo
Agus Budi Santoso ( Christian Saputro)




