Semarang — Menteri Kebudayaan Republik Indonesia Fadli Zon memberikan apresiasi tinggi terhadap penyelenggaraan Lawang Sewu Short Film Festival (LSSFF) 2025 yang digagas Pemerintah Kota Semarang. Festival film pendek nasional tersebut dinilai berperan strategis dalam memperkuat ekosistem perfilman sekaligus memosisikan film sebagai instrumen soft power bangsa.
Apresiasi itu disampaikan Fadli Zon dalam Malam Anugerah LSSFF 2025 yang digelar di Gedung Ki Narto Sabdo, Taman Budaya Raden Saleh (TBRS), Semarang, Jumat (19/12/2025). Menurutnya, film—terutama film pendek—merupakan medium penting dalam pemajuan kebudayaan karena mampu merangkum berbagai cabang seni, mulai dari seni peran, sastra, musik, tari, hingga fesyen.
“Film adalah medium yang sangat kuat untuk menyampaikan identitas dan nilai budaya bangsa. Festival seperti LSSFF ini harus berkelanjutan dan berkesinambungan,” ujar Fadli Zon.
Dalam gelaran perdananya, LSSFF 2025 berhasil menjaring 144 film pendek dari seluruh Indonesia yang terbagi dalam tiga kategori, yakni pelajar, mahasiswa, dan umum. Setelah melalui proses kurasi ketat, sebanyak 21 film pendek terpilih dan masuk babak final.
Fadli Zon juga menegaskan komitmen Kementerian Kebudayaan dalam memperkuat ekosistem perfilman nasional melalui berbagai program strategis, seperti skema dana perfilman (matching fund) serta fasilitasi keikutsertaan sineas Indonesia di festival film internasional. Ia bahkan optimistis kehadiran Indonesia di kancah global semakin diperhitungkan.
“Di Cannes, Prancis, posisi Indonesia kini semakin kuat. Mudah-mudahan pada 2028 Indonesia bisa menjadi guest of honor,” katanya.
Sementara itu, Wali Kota Semarang Agustina Wilujeng Pramestuti menyampaikan terima kasih atas perhatian Kementerian Kebudayaan terhadap pelestarian dan pengembangan budaya di Kota Semarang. Ia menyebut kunjungan dan peninjauan Menbud ke sejumlah situs budaya sebagai langkah strategis, termasuk rencana renovasi dan pengembangan ruang aktivitas budaya bagi masyarakat.
Agustina juga memastikan LSSFF akan kembali digelar pada tahun mendatang dengan penyelenggaraan yang lebih baik. Selain itu, Pemerintah Kota Semarang tengah menyiapkan Festival Keroncong sebagai bagian dari penguatan ekosistem seni budaya daerah.
“Tunjukkan profesionalitas dan keindahan, karena itu yang akan menjadi daya tarik dan menghidupkan kita,” ujarnya.
Ketua Komite LSSFF 2025 Samuel JD Wattimena menambahkan bahwa LSSFF tidak sekadar menjadi ajang kompetisi, tetapi juga ruang pembelajaran dan penguatan kapasitas sineas melalui rangkaian lokakarya dan gelar wicara. Ia berharap festival ini mampu melahirkan ekosistem perfilman yang sehat, kolaboratif, dan berkelanjutan.
Acara tersebut turut dihadiri Wakil Bupati Kudus, unsur Forkopimda Kota Semarang, Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah X, komunitas film, budayawan, seniman, serta para peserta dan dewan juri LSSFF 2025.
Menutup sambutannya, Fadli Zon berharap festival film serupa dapat tumbuh di berbagai kota dan provinsi di Indonesia. “Dengan kolaborasi yang luas, perfilman nasional akan semakin berkembang dan menjadi pilar penting penguatan budaya bangsa,” pungkasnya.(Christian Saputro)




