Semarang — Pelukis asal Semarang, Yoyok Barokalloh, siap membawa pesona Kota Lama Semarang ke panggung Jogja International Art Fair (JIAF) 2025 yang akan digelar pada 31 Desember 2025 hingga 2 Januari 2026 di Jogja Expo Center (JEC), Yogyakarta.
Dalam ajang seni rupa bertaraf internasional tersebut, Yoyok terpilih sebagai salah satu peserta melalui mekanisme seleksi cepat (fast track). Ia akan menampilkan tiga karya lukis bergaya impresionis yang mengeksplorasi lanskap, suasana, dan memori Kota Lama Semarang—kawasan cagar budaya yang kini semakin dikenal sebagai destinasi wisata unggulan Kota Lumpia.
“Kota Lama adalah ruang ingatan sekaligus ruang hidup. Saya mencoba menangkap denyut sejarah dan dinamika kekinian melalui pendekatan impresionis,” ujar Yoyok Barokalloh saat ditemui di Yoyok Gallery, kawasan Sam Poo Kong, Semarang, Kamis (25/12/2025).
Menurut Yoyok, partisipasinya dalam JIAF 2025 tidak semata-mata untuk memamerkan karya, melainkan juga sebagai ruang pembelajaran dan dialog kultural dengan seniman lintas daerah dan para maestro seni rupa.
“JIAF menjadi ajang belajar dan bertemu dengan banyak seniman. Harapannya, pameran ini tidak hanya berorientasi pada transaksi finansial, tetapi juga memperkuat transaksi kultural demi memperkokoh ekosistem seni rupa Indonesia,” ungkap pelukis yang pernah menggelar pameran tunggal bertajuk “Moving” di Gedung Monod Diephuis, Kota Lama Semarang, pada 2022.
Jogja International Art Fair (JIAF) 2025 mengusung tema “Connecting Artists, Collectors, and Culture” dan dikenal sebagai Direct-to-Artist Art Fair, yang memungkinkan seniman bertemu langsung dengan kolektor tanpa melalui galeri.
Panitia menargetkan lebih dari 2.000 seniman berpartisipasi dengan jumlah pengunjung mencapai 30.000 orang.
Selain itu, JIAF 2025 menyediakan sistem pendampingan profesional, mulai dari penanganan karya, instalasi, penjagaan selama pameran, hingga pengemasan ulang karya, tanpa biaya tambahan. Jika karya terjual, seniman akan menerima pembayaran penuh tanpa potongan (0 persen fee).
Rekam Jejak Seniman
Yoyok Barokalloh lahir di Semarang pada 1971. Ia mulai belajar melukis sejak 1987 di Sanggar Keluarga Sanggar Seni Lukis Semarang (KSSS) di bawah bimbingan pelukis Gondho Sukoco. Setelah itu, Yoyok melanjutkan pendalaman seni rupa kepada pelukis Jimmy Liauw dan Kok Poo, yang merupakan murid dari pelukis istana era Presiden Soekarno, Dullah. Melalui kedekatan tersebut, Yoyok juga sempat mendapat akses belajar langsung dengan Dullah.
Sejak 1988, Yoyok aktif berpameran di berbagai kota besar di Indonesia, antara lain Semarang, Yogyakarta, Solo, Jakarta, Bandung, dan Bali. Selain berkarya, ia juga aktif sebagai pengajar seni rupa.
Melalui keikutsertaannya di JIAF 2025, Yoyok berharap karya-karyanya dapat memperkenalkan Kota Lama Semarang kepada publik yang lebih luas sekaligus menegaskan seni rupa sebagai ruang pertemuan antara sejarah, nilai budaya, dan kreativitas kontemporer. (Christian Saputro)




