Semarang — Suasana kawasan Depok, Thamrin, hingga Pemuda tampak berbeda pada akhir tahun ini. Sejumlah perupa dari Semarang Kolcai Chapter Kota Semarang tumpah ruah ke jalan dalam kegiatan Sketchwalk “Nglukis dan Nyeket Bareng”, mengabadikan denyut kota lewat garis, warna, dan sketsa spontan.
Kegiatan sketchwalk ini menjadi ruang temu bagi para penggemar urban sketch untuk membaca kota dari dekat—menangkap arsitektur, lalu lintas manusia, hingga detail kecil yang kerap luput dari pandangan. Dengan peralatan sederhana—buku gambar, pena, dan cat air—para peserta menyusuri rute Depok–Thamrin–Pemuda, menggambar langsung di lokasi tanpa sekat formalitas.
Koordinator Semarang Kolcai Chapter Kota Semarang Dony Wibowo ,menyebutkan, kegiatan ini bukan sekadar melukis, melainkan merawat ingatan kota dan memperkuat jejaring kreatif.
“Sketchwalk adalah cara kami berdialog dengan ruang publik. Setiap garis adalah cerita, setiap sketsa adalah arsip visual Semarang,” ujar Ratna Sawitri Ketua SSW di tengah kesibukannya nyeket.
Selain menjadi agenda penutup tahun, sketchwalk ini juga membuka ruang partisipasi lintas usia dan latar belakang. Warga yang melintas tampak berhenti sejenak, menyapa, bahkan ikut menyimak proses menggambar. Di tengah hiruk-pikuk kota, kegiatan ini menghadirkan jeda—mengajak publik melihat Semarang dengan cara yang lebih pelan, intim, dan puitis. (Christian Saputro)




