Bandar Lampung, 2 Desember 2025 – Dalam peran kunci sebagai penggerak koordinasi di tingkat kelurahan, Babinsa Kelurahan Perumnas Wayhalim, Peltu Andi Wahyu dari Koramil 410-04/Tanjungkarang Timur (TKT), langsung bergerak cepat menanggapi laporan temuan mayat di wilayah binaannya, Selasa (2/12/2025) sore.
Insiden bermula sekitar pukul 16.00 WIB, ketika seorang warga, Bahrudin Agani (63), tidak sengaja melihat seorang pria terbujur kaku di dalam sebuah gubuk di Jalan Terusan Minak Bawang. Agani kemudian memanggil tetangganya, Sadan Husen Puteh (52), dan melaporkan temuan tersebut kepada Ketua RT setempat.
Atas arahan Ketua RT, laporan segera disampaikan kepada Babinsa dan pihak terkait, yang kemudian langsung melakukan monitoring dan pengamanan lokasi. Peltu Andi Wahyu, dengan sigap, mengaktifkan rantai koordinasi dengan menghubungi perangkat kelurahan, kecamatan, dan instansi terkait.
“Sesuai prosedur, kami segera mengkoordinasikan dengan Lurah, Camat Wayhalim, dan yang utama adalah memanggil Tim Inafis Polresta Bandar Lampung serta ambulans untuk penanganan lebih lanjut,” jelas Peltu Andi Wahyu dalam laporan aktivitasnya.
Berkat koordinasi yang dilakukan Babinsa, dalam waktu singkat lokasi kejadian telah dipadati oleh tim gabungan. Hadir dalam penanganan ini Camat Wayhalim, Kapolsek Sukarame, Tim Inafis Polresta Bandar Lampung, Lurah Perumnas Wayhalim, Bhabinkamtibmas, serta perangkat dan Linmas kelurahan.
Mayat yang ditemukan kemudian berhasil diidentifikasi sebagai Supriyantoro (67), warga Jalan Krakatau 1 di kelurahan yang sama. Korban merupakan buruh harian lepas. Setelah proses dokumentasi dan olah tempat kejadian perkara (TKP) oleh Tim Inafis, jenazah dievakuasi menggunakan ambulans menuju RS Bhayangkara untuk dilakukan autopsi guna kepentingan penyelidikan.
“Saat ini, proses penanganan dan penyelidikan sepenuhnya telah diambil alih oleh pihak kepolisian. Kami dari TNI-AD, dalam hal ini Babinsa, terus berkoordinasi dan siap mendukung penuh proses hukum yang berjalan,” tandas Peltu Andi.
Kegiatan ini kembali menegaskan peran strategis Babinsa sebagai nerve center atau pusat penggerak koordinasi di masyarakat, tidak hanya dalam pembangunan tetapi juga dalam penanganan situasi darurat.(*)




