SumateraPost – PENGURUS DPW Barisan Kader Gus Dur Provinsi Lampung hari Rabu (30/12/2020) menghadiri Bedah Buku tentang pelengseran presiden Republik Indonesia ke-4 KH Abdurrahman Wahid.
Dalam acara yang berlangsung di ruang sidang 2 Unila dihadiri oleh beberapa akademisi dan undangan lainnya.
Panita acara Bedah Buku Karangan Prof.Dr. Karomani, MM.I itu menjelaskan bahwa pelengseran Gus Dur lebih cenderung kearah politis.
“Jatuhnya Gus Dur itu jelas besar nuansa politisnya dan bukan soal hukum. Ini juga terlihat dari keberpihakan media cetak dalam pemberitaan,” kata Dr
Mualimin.
Dia juga menilai pada saat itu pemberitaan mengenai Bulog Gate dan Brunai Gate sangat gencar ditujukan kepada mendiang Gus Dur.
“Secara hukum tidak terbukti Gus Dur terlibat dalam Brunai Gate dan Bulog Gate,” tambahnya.
Dr. Mualimin pun membeberkan ketika itu para santri, banser, warga NU ramai- ramai mendatangi Jakarta untuk memberi dukungan dan membanjiri Ibukota, tapi dengan sikap kenegarawanan Gus Dur dia rela mengundurkan diri dari kursi presiden.
“Saat itu para kiayi, ulama NU, santri, banser telah membanjiri Jakarta untuk melakukan demonstrasi agar pemakzulan Gus Dur tidak terjadi. Namun, Gus Dur rela meninggalkan kursi presiden nya agar mencegah perpecahan bangsa yang akan menimbulkan banyak korban jiwa. Itulah sikap bijak dan jiwa besar beliau,” papar Dr. Mualimin.
Wakil Ketua Barisan Kader Gus Dur Provinsi Lampung Mustofa yang hadir pada acara tersebut mengatakan, Gus Dur adalah Guru Bangsa dan contoh teladan bagi rakyat Indonesia.
“Gus Dur adalah seorang negarawan yang harus dicontoh keteladanan dan sikap kenegarawan. Buku itu sangat jelas menerangkan bahwa Gus Dur seorang Guru Bangsa,” kata Mustofa. (ONE’)