Semarang, 17 Oktober 2025 — Sanggar Kusuma Wiratama kembali menghadirkan pertunjukan wayang orang yang menggugah dengan lakon “Bayu Tanaya”, di Halaman Kecamatan Tugu, Semarang, sebuah kisah tentang perjalanan hidup Raden Werkudara, sosok legendaris dalam dunia pewayangan Jawa. Disutradarai oleh Mochamad Fajri Fadhilah, pentas ini sukses menyatukan nilai tradisi, visual artistik, dan kedalaman makna dalam satu panggung yang memikat.
Dibalut dengan koreografi yang dinamis dan tata busana tradisional yang anggun, Bayu Tanaya tidak sekadar menampilkan drama klasik, tetapi juga menyuguhkan pertunjukan seni pertunjukan yang kaya warna, emosi, dan filosofi.
Dari Kelahiran Ajaib hingga Pejuang Kebenaran
Cerita Bayu Tanaya membuka tabir kehidupan Werkudara—putra Prabu Pandu Dewanata dan Dewi Kunti—yang lahir dalam kantung, sebagai titisan langsung dari Bathara Bayu. Sejak kecil ia telah menunjukkan kekuatan luar biasa, namun di balik kekuatan itu tersimpan perjalanan batin yang panjang: perjuangan melawan ketidakadilan, pencarian jati diri, dan usaha menegakkan dharma dalam dunia yang penuh intrik.
Kolaborasi Tim Seni yang Solid
Pertunjukan ini turut melibatkan sejumlah talenta dari Sanggar Kusuma Wiratama, antara lain:
– Koreografer & Sutradara: Mochamad Fajri Fadhilah, S.Pd.
– Penata busana dan rias: Tim Kaputren dan Kakungan
– Artistik dan dekorasi: Tim kreatif sanggar
– Pengiring musik: Tim Monod Laras yang menghadirkan iringan gamelan yang menghidupkan suasana dramatik.
Lebih dari Hiburan
Melalui Bayu Tanaya, penonton diajak menyelami nilai-nilai luhur: keteguhan hati, keberanian dalam menghadapi tantangan, serta pentingnya kesetiaan pada kebenaran. Lakon ini pun menjadi pengingat bahwa kekuatan sejati bukan sekadar fisik, tetapi juga terletak pada integritas dan kasih terhadap sesama.
Pertunjukan ini menjadi bukti bahwa seni tradisi masih memiliki daya tarik kuat di tengah modernitas. Bayu Tanaya bukan hanya pentas seni, tetapi juga media pewarisan nilai-nilai budaya yang relevan untuk generasi masa kini. (Christian saputro)