Sumaterapost.co | Way Sulan — Pembangunan gedung PAUD Permata Hati di Desa Banjar Sari, Kecamatan Way Sulan, Kabupaten Lampung Selatan, menuai pemberitaan miring dari sejumlah media. Proyek bantuan dari Kementerian Pendidikan tersebut diberitakan seolah dibangun asal jadi dan tidak sesuai spesifikasi, padahal menurut pihak sekolah, pekerjaan dilakukan sesuai dengan gambar dan petunjuk teknis.
Kepala PAUD Permata Hati, Bunda Utik, membantah tudingan tersebut. Ia menjelaskan bahwa pembangunan tengah berjalan sesuai tahapan dan dalam pengawasan pihak Dinas Pendidikan Kabupaten Lampung Selatan.
> “Pemberitaan itu tidak benar. Kami membangun sesuai dengan gambar dan petunjuk dari pihak pengawas. Bahkan semua material disesuaikan dengan RAB yang telah ditetapkan,” ujar Bunda Utik saat ditemui di lokasi, Rabu (29/10/2025).
Menurutnya, pemberitaan sepihak tanpa konfirmasi tersebut sangat merugikan citra lembaga pendidikan yang ia pimpin. Ia juga mengaku resah lantaran ada oknum wartawan yang datang ke lokasi tanpa izin, mengambil gambar, dan bahkan meminta kemitraan agar pemberitaan dihentikan.
> “Kami ketakutan, Pak. Mereka datang serombongan, memotret tanpa izin, lalu menulis berita yang tidak sesuai fakta. Kami mohon perlindungan dari pihak kepolisian agar kegiatan belajar mengajar tidak terganggu,” tutur Bunda Utik.
Bantuan dari Kementerian Pendidikan tersebut berupa dua unit bangunan, masing-masing satu ruang kelas baru (RKB) dan satu unit rehab total, lengkap dengan MCK, taman bermain, serta peralatan edukatif anak-anak.
Pekerjaan dilaksanakan secara swakelola oleh warga setempat, dengan nilai bantuan sekitar Rp520 juta, dikerjakan selama 100 hari kalender, dan saat ini progresnya telah mencapai sekitar 40 persen.
Pihak Dinas Pendidikan Lampung Selatan memastikan pembangunan PAUD Permata Hati berjalan sesuai mekanisme dan tetap dalam pantauan.
> “Kami rutin melakukan monitoring agar pelaksanaan fisik sesuai dengan perencanaan dan aturan yang berlaku,” ujar salah satu pengawas dari Diknas setempat.
Bunda Utik berharap media dapat lebih berimbang dalam memberitakan kegiatan pembangunan di dunia pendidikan.
> “Kami terbuka terhadap kritik, tapi mohon sampaikan berdasarkan fakta dan konfirmasi, bukan asumsi,” tegasnya.
(Tim)




