Sumaterpost.co | Ogan Ilir – TPS 3R atau Tempat Pengelolaan Sampah Reuse-Reduce-Recycle merupakan sistem pengolahan sampah dengan inovasi teknologi mesin pencacah sampah dan pengayak kompos yang lebih efektif dan efesien. Bahkan di beberapa wilayah, program pengolahan sampah ini telah berjalan dengan baik.
Berdasarkan laporan masyarakat, TPS 3R di Kelurahan Muara Kuang, Kabupaten Ogan Ilir tidak berjalan sebagaimana mestinya.
Menurut warga setempat yang enggan disebutkan namanya ini, TPS 3R di wilayah tempat tinggal mereka tersebut tak berfungsi sejak berdirinya malah dialih fungsikan sebagai bangsal/tempat penyimpanan batu bata.
Saat tim awak media mendatangi lokasi, memang tak terlihat aktivitas layaknya pengolahan sampah. Bangunan TPS 3R tersebut malah , batu bata yang disusun berjejer.
Lurah Muara Kuang, Malwani saat dikonfirmasi di as q2x mengatakan, bangunan tersebut dibangun sejak tahun 2019 lalu dan bukan menggunakan dana Kelurahan melainkan dari dinas PUPR OI.
“Jadi, itu merupakan usulan dari masyarakat (membentuk kelompok) yang diusulkan ke Dinas PUPR OI. Sejak 2019 bangunan tersebut ada (terealisasi) dan sudah dilengkapi mesin-mesinnya. Namun memang belum difungsikan sebagaimana mestinya lantaran SDM nya belum mendapatkan pelatihan terkait pengolahan sampah tersebut. Jangankan tuk mengolah, bahkan menghidupkan mesinnya saja mereka belum paham”, ujar Lurah Muara Kuang, Rabu, (8/6/2022).
Lebih lanjut dijelaskannya, tidak benar bila dikatakan masyarakat dana tersebut tidak terealisasi, bangunan dan mesinnya sudah ada semuanya.
Saat disinggung mengenai biaya yang diterima untuk pembangunan TPS 3R, Malwani, mengatakan dirinya lupa nominal pastinya sekira Rp 300 jutaan lebih.
Sementara itu, Evan Wijaya selaku Ketua Kelompok yang dibentuk terkait TPS 3R saat ditemui bersama Lurah di areal lokasi mengatakan, memang benar kegiatan pengelolaan sampah tidak berjalan. Oleh karena itulah, saat ini dia memilih menjalankan usahanya berupa pembuatan batu bata.
“Sebelumnya, jangan salah mengartikan. Seperti yang terlihat saat ini, tempat ini memang saya gunakan untuk menyimpan/mengeringkan batu bata hasil produksi milik saya pribadi. Kondisi macam ini hanya sementara saja, sembari menunggu bangsal saya selesai dibangun akan saya pindahkan”, ungkap Evan sembari menunjukkan lokasi produksinya di luar TPS 3R.
Masih katanya, namun untuk proses pembuatan bata bata itu sendiri berlangsung di luar gedung, tidak seperti yang disampaikan masyarakat.
“Ini usaha milik pribadi. Untuk pembuatan batu batanya di luar, bukan di dalam sana (gedung TPS 3R)”, tutupnya. F’c




