SP.co, Padang – Tim Dosen Administrasi Publik FISIP UNAND Bersama Pengurus, Masyarakat yang ada di Kelurahan Batu Gadang Kecamatan Lubuk Kilangan Kota Padang, Sumatera Barat
Tim Dosen Departemen Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Andalas (UNAND) melaksanakan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat di Kelurahan Batu Gadang Kecamatan Lubuk Kilangan Kota Padang Provinsi Sumatera Barat, Selasa (22 Oktober 2024). Kegiatan yang ditunjukan kepada Masyarakat Peduli Bencana ini bertema Modal Sosial dalam Manajemen Risiko Bencana Banjir di Kota Padang.
Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dalam Indeks Rawan Bencana Tahun 2023 menyebutkan bahwa Kota Padang termasuk tiga Ibukota Provinsi yang memiliki tingkat risiko bencana tinggi terbanyak, yaitu empat jenis bencana sekaligus diantaranya gempa bumi, tsunami, banjir dan longsor. Selain itu, Kota Padang juga berpotensi akan terjadinya banjir berdasarkan laporan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Padang, ketinggian air rata-rata 50 sentimeter (cm) di beberapa lokasi dimana sejumlah warga di beberapa kawasan tersebut, mengharapkan pemerintah agar memberikan informasi yang akurat karena jika terjadi banjir masyarakat setempat atau yang sekedar melintas di daerah tersebut lebih antisipatif dan dapat meminimalisir jatuhnya korban.
Nila Wahyuni, S.A.P, M.A.P Dosen Administrasi Publik FISIP UNAND selaku narasumber pada Kegiatan Pengabdian Masyarakat ini menegaskan pentingnya meningkatkan kapasitas masyarakat dalam kesiapsiagaan terhadap bencana alam banjir. Masyarakat menjadi sasaran terhadap peningkatan kapasitas dikarenakan masyarakat yang terkena bencana alam banjir. Dengan demikian ada kewajiban bagi pihak yang terkait untuk memberikan pemahaman dan pengetahuan kepada masyarakat betapa pentingnya kesiapsiagaan bencana.
“Upaya pengurangan risiko bencana banjir yang dilakukan oleh individu, rumah tangga atau masyarakat memang tidak selalu mudah untuk dilakukan. Banyak sekali tantangan serta hambatan yang ditemui jika ingin melaksanakan kesiapsiagaan dan mitigasi banjir. Untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat menghadapi bencana banjir sangat dibutuhkan respons dari masyarakat. Respons yang cepat dan tanggap mengindikasikan masyarakat telah memiliki kapasitas yang cukup untuk menyelamatkan diri dan keluarganya ketika bencana datang.,” ungkapnya
Nila menyoroti pentingnya pihak pemerintah dalam hal ini pada tingkat Kelurahan untuk dapat meningkatkan kapasitas masyarakat dalam kesiapsiagaan menghadapi bencana banjir di kelurahan. Dengan bertujuan bahwa ketika suatu masyarakat telah dibekali dengan kemampuan atau pengetahuan terhadap banjir dan bagaimana cara untuk menanggulanginya maka diharapkan bencana yang akan timbul akibat banjir tersebut dapat diminimalisir dampaknya.
Salah satu warga Kelurahan Batu Gadang Kecamatan Lubuk Kilangan Kota Padang menyampaikan bahwa kegiatan mitigasi bencana ini dengan melakukan kerjasama dan membentuk tim pendamping penanggulangan bencana yang ada di kelurahan dengan bermitra dengan kelompok siaga bencana di tingkat kelurahan dan kecamatan. Warga tersebut juga mengungkapkan apresiasi dukungan dari tim dosen Pengabdian Masyarakat Administrasi Publik FISIP UNAND.
“Kehadiran dosen dari Administrasi Publik ke Kelurahan Batu Gadang Kecamatan Lubuk Kilangan Kota Padang ini sangat berharga bagi kami. Sebagai masyarakat, kami membutuhkan panduan untuk memonitoring pelaksanaan pembangunan fisik terutama pemukiman dan perumahan yang mengganggu kelancaran aliran air atau serapan air di beberapa titik di wilayah kelurahan, memberikan sosialisasi kepada masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan apalagi ke sungai, karena akan menghambat aliran air dan pada musim hujan akan terjadi genangan air dan banjir dan mengadakan simulasi akan kesiapan masyarakat dalam menghadapi banjir ” katanya.
Sementara itu, Dr. Hendri Koeswara S.IP, M.Soc. Sc selaku Ketua Departemen Administrasi Publik FISIP UNAND, menambahkan bahwa pada tahap pencegahan bencana banjir, kegiatan yang harus dilakukan kita selaku masyarakat adalah dengan pembuatan dan penempatan tanda-tanda peringatan, bahaya, larangan memasuki daerah rawan bencana dsb; memberikan pelatihan dasar kebencanaan bagi aparat dan masyarakat; melakukan penyuluhan dan peningkatan kewaspadaan masyarakat; dan melakukan kerja bakti secara rutin. Ujarnya
*Zahran*