Semarang – Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Harpi Melati Kota Semarang menggelar peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia ke-80 pada Sabtu (23/8) sore di Beranda Gedung Oudetrap, Taman Sri Gunting, Kota Lama Semarang.
Acara berlangsung meriah dan gayeng dengan rangkaian kegiatan yang diisi doa, sambutan, flash mob, paduan suara, hingga penampilan budaya dalam event KRESEM.
Kegiatan dimulai pukul 16.00 dengan berkumpulnya seluruh anggota di halaman depan Gedung Oudetrap, Taman Sri Gunting. Pukul 16.15, acara resmi dibuka dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya serta Hymne dan Mars Harpi Melati.
Setelah doa bersama, acara dilanjutkan dengan sambutan Ketua Panitia. Dalam laporannya Ketua Panitia Rini mengatakan, kegiatan ini bertujuan untuk memperingati kemerdekaan RI Ke- 80.
Selain untuk memupuk semangat kebangsaan juga menjadi ajang silaturahmi anggota. Yang tak hanya dihadiri anggota dari Kota Semarang, tetapi juga dari Demak, Kendal, dan Kabupaten Semarang.
Sambutan utama sekaligus pengarahan disampaikan oleh Ketua DPC Harpi Melati Kota Semarang, Dra. Hj. Ning Slamet Yuwantoro. Dalam arahannya, Hj. Ning mengajak seluruh anggota untuk memaknai kemerdekaan bukan hanya sebagai peringatan sejarah, tetapi juga sebagai semangat untuk melangkah ke depan.
“Kemerdekaan adalah hasil perjuangan. Sejarah adalah tolok ukur bagi kita untuk melangkah ke masa depan. Sebagai anggota Harpi Melati Kota Semarang, kita punya tanggung jawab mengisi kemerdekaan, salah satunya dengan menguri-uri budaya Semarangan. Dengan kebersamaan, rasa persatuan dan kesatuan, kita ikut mensukseskan peringatan HUT ke-80 ini. NKRI harga mati,” tegas Hj. Ning.
Selepas sambutan, suasana semakin semarak dengan penampilan flash mob dari seluruh anggota Harpi Melati, diikuti sesi foto bersama tiap ranting. Pukul 17.15 acara dilanjutkan dengan paduan suara yang meembangkan lagu-lagu kemerdekaan, lagu dolanan hingga lagu-lagu yang sedang hits sebelum ditutup pada pukul 17.30 dan berlanjut ke persiapan penampilan dalam event KRESEM di Depan Gereja Blenduk, Kota Lama Semarang.
Diharapkan melalui peringatan ini, Harpi Melati Kota Semarang tidak hanya menumbuhkan rasa nasionalisme, tetapi juga meneguhkan komitmen dalam melestarikan budaya lokal.
🌸 Sekilas bionarasi HARPI Melati
Di balik keanggunan seorang pengantin yang bersanding di pelaminan, ada tangan-tangan terampil yang bekerja dengan penuh cinta dan dedikasi. Tangan itu bukan sekadar merias wajah, tetapi juga merajut makna, menyulam doa, dan melestarikan tradisi. Dari kesadaran itulah, pada Desember 1981 di Jakarta, lahirlah HARPI Melati – Himpunan Ahli Rias Pengantin Indonesia.
HARPI Melati hadir bukan hanya sebagai organisasi profesi, melainkan juga sebagai penjaga budaya. Melalui seni tata rias pengantin, HARPI Melati menggali akar kearifan lokal, melestarikan adat istiadat, serta menjaga warisan budaya bangsa agar tetap hidup dari generasi ke generasi. Dalam setiap bedak yang ditepuk, dalam setiap sanggul yang disusun, tersimpan nilai-nilai luhur tentang kehidupan, kesetiaan, dan pengharapan.
Nama Melati sendiri mengandung makna yang dalam.
ME: Memetri – menjaga dan melestarikan
LA: Langgeng – abadi sepanjang zaman
T: Toto Coro – tata cara yang berakar dari adat
I: Indonesia – negeri tercinta yang menjadi rumah budaya kita
Bunga melati, sederhana namun harum, menjadi simbol kesucian dan ketulusan. Seperti itulah HARPI Melati berkiprah: sederhana dalam sikap, tulus dalam pengabdian, dan harum namanya dalam menjaga budaya bangsa.
Pernikahan adalah peristiwa sakral, pintu menuju kehidupan baru yang penuh doa dan harapan. Setiap pengantin mendambakan tampil sempurna di hari bahagianya. Di sanalah peran perias pengantin menjadi begitu penting—bukan sekadar mempercantik wajah, tetapi juga menghadirkan kemuliaan sebuah adat.
Seperti yang pernah diungkapkan juru rias pengantin R. Sri Supadmi Murtiadji, seorang perias memiliki andil besar dalam seluk-beluk adat dan upacara perkawinan.
Dengan dukungan kursus dan pelatihan bersama Kemendikbud, HARPI Melati terus berkomitmen meningkatkan kualitas sumber daya manusia di bidang tata rias pengantin. Bukan hanya melahirkan perias profesional, tetapi juga menjadikan mereka sebagai duta budaya—penjaga kearifan lokal sekaligus pengembang seni rias nusantara di kancah nasional maupun internasional.
Hari ini, HARPI Melati tetap tegak sebagai jembatan antara masa lalu dan masa depan. Dari kota ke kota, dari daerah ke daerah, HARPI Melati selalu hadir dalam setiap perayaan budaya, meneguhkan bahwa adat bukan sekadar tradisi, tetapi jiwa yang memberi identitas pada bangsa.
🌸 HARPI Melati – Merias Wajah, Merias Budaya, Merias Indonesia. 🌸
(Christian Saputro)




