Sumaterapost.co | Medan – Pemerintah daerah dapat mengentaskan kemiskinan melalui pengolahan sampah disekitar penduduk setempat.
Namun, pemerintah daerah tidak perlu lagi mengundang investor untuk pengelolaan dan pengolahaan ribuan ton lebih per hari, tapi lebih baik dilakukan warga setempat.
Hal itu dilontarkan Dosen Universitas Sumatera Utara (USU), Dr M Sontang Sihotang, S.Si.,M.Si, Senin, (25/7/2022).
Sebagai seorang akademisi, Sontang menyatakan pengelolaan sampah lebih bagus diserahkan kepada masyarakat setempat dalam upaya mengentaskan kemiskinan.
Sontang menyarankan, pemerintah daerah dapat meminjamkan peralatan antara lain berupa mesin pengolahan sampah.
“Setelah diolah hingga menjadi dedak baru menjual kembali kepada pemerintah daerah setempat,” ucap Sontang.
Dengan sendirinya, pendapatan warga akan meningkat melalui kegiatan pengolahan sampah. Bahkan bila sampah dijadikan briket akan lebih berdayaguna karena sudah menjadi energi terbarukan.
Sontang, yang sudah cukup berpengalaman dalam pengabdiannya kepada masyarakat dengan berbagai riset dan hasil penelitiannya itu menjelaskan, tentang tata kelola sampah menjadi sumber daya energi terbarukan, seperti briket, co-firing, sehingga dapat digunakan masyarakat.
“Saya yakin jika pemerintah daerah mengolah sampah menjadikan energi dengan melibatkan masyarakat akan berhasil gemilang sekaligus mampu mengentaskan angka kemiskinan ditengah masyarakat,” ucapnya.
Sontang yang merupakan alumni salah satu universitas di Malaysia ini, menggambarkan berdasarkan penemuan pengolahan limbah sampah dari masyarakat nelayan pesisir. Seperti misalnya tulang ikan, kulit kerang dan kulit telur menjadi kalsium alami yang sangat bermanfaat bagi kesehatan. Bahkan, juga menjadi campuran berbagai bahan makanan olahan lebih sehat serta alami.
“Justru itu dia berharap pemerintah daerah dapat melibatkan warga kurang mampu melalui pengolahan sampah menjadi energi terbarukan,” pungkasnya.
(tiar)




