Andong – Di panggung event Andong International Mask Dance Festival (AIMDF) 2024 Korea Selatan Tim Kesenian SMA Negeri 1 Terusan Nyunyai Lampung Tengah menampilkan 6 gelaran pertunjukan tari.
Dalam helat festival tari Intenasional berlangsung di Desa Andong Hahoe, Andong, Korea Selatan, yang merupakan rumah dari Warisan Dunia UNESCO ini duta seni dari Lampung Tengah ini menggelar 5 tarian tunggal di Panggung 2 yakni bertajuk : Arya Wijaya, Tari Egg Flower, Muli Sikhop,Sekhu Jejamo dan Budak Bebai. Sedangkan di Panggung Utama Festival ditaja mengusung penampilan grup bertajuk : Sang Bumi Ruwai Jurai.

Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Terusan Nunyai Dra Ratnawati, M.Pd didampingi Pimpinan Artistik Erna Budiwati menyampaikan kabar dari Andong Korea Selatan penampilan Sanggar Seni SMA Negeri 1 Terusan Nunyai ini merupakan salah satu langkah diplomasi budaya untuk mengenalkan budaya sekaligus promosi pariwisata Indonesia, khususnya kabupaten Lampung Tengah di kancah internasional.
“Dengan kegiatan diplomasi budaya ini diharapkan para seniman bisa belajar dan ke depan berkontribusi aktif untuk kepentingan bangsanya. Diplomasi budaya ini juga diharapkan bisa memperkuat hubungan antarbangsa, ” ujar Ratnawati yang juga bertindak sebagai manajer Tim Kesenian ini, Sabtu (03/10/2024).
Ratnawati menambahkan event kompetisi ini sebagai bentuk untuk mengasah kreativitas sekaligus menjajal kemampuan sebagai barometer keberhasilan seniman kita di panggung global. “Kami tampil dalam kompetisi kategori solo dan kategori group. Tim kesenian kami dengan semangat untuk menghadirkan ide-ide kreatif dan inovatif dalam karya tari dalam festival ini, ” imbuh Ratnawati yang juga selaku Pimpinan Produksi.
Tim Produksi dari Tim Kesenian SMAN 1 Terusan Nyunyai ini terdiri dari Dra.Ratnawati, M.Pd (Pimpinan Produksi), Erna Budiwati, S,Pd (Pimpinan Artistik), Linda Widyawati, S.Pd (Rias dan Busana), Luthfi Guntur Eka Putra, M.Sn (Koreografer), Bulan Riestama, M.Sn(Koreogerafer), I Wayan Putra Sulaksana (Kerumahtanggaan), Jafi Arsolo (Dokumentasi), Angellica Ratu F (Koordinator Latihan),Ulfa Fitria Zahra (Humas), Agus Alfiansyah (Sekretaris), Agil Intan Nuraini (Bendahara), Sapta Ria Ramadhani (Sponsorship).
Sedangkan karya yang ditampilkan dari Sanggar Seni SMAN 1 Terusan Nunyai Lampung Tengah ini, yakni; dipanggung utama tari “Sang Bumi Ruwai Jurai”. Kelompok TERUNA Indonesia ini menghadirkan tari berdurasi 5 menit. Pertunjukan tari ini menggambarkan Sang Bumi Ruwa Jurai berarti satu bumi dengan banyak budaya yang beragam. Tarian ini menggambarkan keragaman masyarakat Indonesia yang memiliki berbagai budaya, suku, dan adat istiadat. Keberagamannya berarti bangsa Indonesia terus menjunjung tinggi nilai Bhinneka Tunggal Ika, yang artinya berbeda namun tetap satu. Perbedaannya menjadi unik dan merupakan bentuk toleransi antara manusia dan bentuk pemersatu bangsa, satu topeng, satu Indonesia dan satu dunia.
Kelompok TERUNA Indonesia ini yang mengusung tari “Sang Bumi Ruwai Jurai” ini dengan Pimpro Ratnawati, Pimpinan Artistik Erna Budiwati, Rias dan Busana Linda Wuityawati, koreografer Bulan Riestamara Putri dan Luthfi Guntur Eka Putra didukung para penari Agil Intan Nuraini, Agus Alfiansyah, Septa Nia Ramadhani , Angellica Ratu Felishea, Adel Saputra, Ufia Fitri Zahira, dan I Wayan Putra Sulaksana.
Sedang 5 tari solo tampil di Panggung 2 Festival yakni; tari “Topeng Arya Wijaya”. Karya tari yang berdurasi 4 menit ini merupakan penggambaran dari salah satu karakter topeng Bali, yaitu Arya Wijaya. Topeng Arya Wijaya merupakan simbol kepemimpinan dan harapan bagi seluruh manusia yang memiliki kebebasan dalam berperilaku karena setiap manusia setara dan memiliki mimpi dan kebebasan dalam hal apapun sebagai bentuk persatuan seperti yang digambarkan dalam sosok topeng Arya Wijaya, melambangkan pemimpin yang membawa harapan (arsa) dan kemenangan (wijaya) bagi umat untuk perdamaian dunia.
Kemudian tampil juga tari bertajuk : “Muli Sikop” .Tarian ini menggambarkan salah satu legenda Indonesia yang menceritakan kisah tiga bersaudara yang menjadi abu upik. Mereka memiliki harapan dan impian besar untuk bertahan hidup yang lebih baik di masa depan. Usaha dan kerja keras yang mereka lakukan, yaitu selalu berbuat baik dan saling membantu, mengubah hidup mereka menjadi orang kaya.
Sedangkan Tari “Sekukha Jejamo” yang juga tampil di Panfggung 2 Festival merupakan karya yang terinspirasi dari Tupping Sekukha yang biasanya digunakan dalam acara adat Sekuraan atau dikenal juga dengan pesta Sekura. Sekukha Jejamo menggambarkan keragaman budaya Lampung sebagai bentuk harapan, kebebasan dan impian serta bentuk persatuan.
Untuk tari bertajuk “Pudak Bebai” merupakan pertunjukan karya tari yang terinspirasi dari Topeng “Pudak Bebai” yang didesuskan harapan dan mimpinya. Topeng berarti bentuk kebebasan dan kesetaraan. Kebebasan berpendapat dan dalam bentuk apa pun dan kesetaraan dalam bentuk apa pun juga. Hal ini dimaksudkan sebagai bentuk toleransi dan menjaga kerukunan di antara umat manusia, agar mereka tetap bersatu.
Tari tunggal kelima yang tampil di Pnggung 2 Festival yaitu; Tari Bunga Telur (Egg Flower). Pertunjukan Tarian ini menggambarkan rasa syukur dan harapan yang digambarkan melalui pembagian bunga telur. Bunga telur berbentuk tongkat yang terbuat dari bambu dihiasi dan dirajut dan di dalamnya ada telur rebus yang kemudian ditempatkan dengan menusuknya dengan penusuk. Telur bunga biasanya diberikan saat lahir kepada tamu undangan untuk dibawa pulang.
Festival yang berlangsung tiap tahun ini ini menyajikan berbagai pertunjukan budaya termasuk drama tari topeng Korea, warisan budaya tak benda, dan pertunjukan tari topeng dari seluruh dunia.
Selain menonton pertunjukan, pengunjung juga dapat mengikuti berbagai program pengalaman langsung untuk mempelajari lebih jauh tentang tarian, topeng, dan budaya terkait. (Christian Saputro)




