Semarang, 9 Oktober 2025 — Suasana Semarang akan dibalut nada-nada klasik yang menyentuh jiwa dalam konser bertajuk “Oktober Chamber Concert” yang dipersembahkan oleh Echoes of Life, Minggu (12/10) malam mendatang mulaibpukul 18.00 WIB di Maxi Brain Academy Hall, Jl. Rinjani No.18. Konser ini merupakan selebrasi musik kamar yang merayakan keindahan, kesabaran, dan kebersamaan dalam sebuah komposisi harmonis.
Menghadirkan tujuh repertoar pilihan dengan total durasi sekira 60 menit, konser ini menggabungkan ragam format — dari piano solo, duet, hingga trio dan pertunjukan langka concerto untuk kontrabas. Penonton akan diajak menjelajahi berbagai suasana emosional melalui karya-karya seperti The Princesskarya W.A. Soerjadi, Berceuse dari Dolly Suite oleh Fauré, hingga Concerto for Contrabass in F-sharp minorkarya Koussevitzky.
Tak hanya sekadar konser, “Oktober Chamber Concert” juga menjadi ruang dialog antar-generasi lewat musik. Pendiri Maxi Brain Academy, Pauline Wonoadi, menyebut acara ini sebagai langkah membangun ekosistem musik kamar yang hidup di Semarang. Dukungan juga datang dari Kolonel CAJ Yudi Wahyudi (Ditajenad), yang menekankan pentingnya nilai-nilai kebangsaan dalam ekspresi musikal lintas budaya.
Konser ini terbuka untuk publik dengan harga tiket Rp 100.000 (umum)* dan *Rp 40.000 (pelajar) Pemesanan dapat dilakukan melalui nomor 0895 373 582 323 atau dengan memindai QR code yang tersedia.
Dengan semangat membangun ruang seni yang inklusif, konser ini menjadi penanda penting bahwa musik kamar tak hanya hidup di ruang akademik, tapi juga di tengah masyarakat yang merindukan pengalaman musikal yang jujur, halus, dan menggugah.
Pauline Wonoadi, pendiri dan pemilik Maxi Brain Academy, menyampaikan ingin membangun ekosistem musik kamar yang kuat di Semarang, agar masyarakat bisa terus merayakan dan merenungkan musik sebagai bagian dari hidup,katanya, penuh semangat.
Dari sisi kolaborator, Kolonel CAJ Yudi Wahyudi dari Ditajenad yang turut mendukung konser ini mengungkapkan harapannya agar semangat nasionalisme dalam musik tidak sekadar jadi retorika, tapi hidup dalam pengalaman mendalam dalam bermusik dan membangun keberagaman dan prrsatuan “Ini lebih dari konser—ini adalah panggilan untuk mengenali siapa kita dan apa yang bisa kita bagi kepada dunia,” ujarnya lewat sambungan telepon.
Echoes of Life telah menyulut nada—tinggal Anda yang menyimaknya. (Christian Saputro)