Semarang, Oktober 2025 — Dalam rangka memperingati Dies Natalis ke-60 Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Diponegoro (UNDIP), kampus yang dikenal sebagai rumah bagi pengkajian bahasa dan kebudayaan ini menggelar Orasi Budaya bertema “Kebudayaan Sebagai Identitas dan Perekat Bangsa”, dengan menghadirkan Dr. Lestari Moerdijat, S.S., M.M., Wakil Ketua MPR RI, sebagai pembicara utama.
Dalama kesempatan itu, Wakil Ketua MPR RI, Dr. Lestari Moerdijat, meneekankan pentingnya merawat jati diri nasional di tengah arus globalisasi.
Acara yang digelar di Auditorium ART CENTER FIB UNDIP ini dihadiri oleh sivitas akademika, mahasiswa, serta berbagai tokoh kebudayaan dan pemerintahan. Dalam orasinya, Dr. Lestari Moerdijat mengingatkan bahwa kebudayaan bukan sekadar warisan masa lalu, tetapi juga fondasi masa depan bangsa.
“Kebudayaan adalah jiwa yang terabaskan dari kehidupan suatu bangsa. Ia yang membedakan kita, yang menyatukan kita, dan yang menjaga agar Indonesia tetap utuh di tengah perubahan zaman,” ujar Lestari Moerdijat dalam pidatonya.
Kebudayaan sebagai Identitas Bangsa
Menurutnya, kebudayaan memiliki peran penting dalam membentuk identitas nasional. Di tengah derasnya arus globalisasi dan disrupsi digital, nilai-nilai lokal sering kali tergerus oleh budaya populer yang datang dari luar. Ia menegaskan bahwa bangsa Indonesia harus memiliki kesadaran kolektif untuk mempertahankan akar budayanya.
“Ketika generasi muda tak lagi mengenal bahasa daerah atau tradisi leluhur, maka kita sedang kehilangan sebagian dari jati diri bangsa,” tuturnya.
Tantangan dan Solusi di Era Globalisasi
Dalam kesempatan tersebut, Dr. Lestari juga menyoroti tantangan besar yang dihadapi kebudayaan nasional — mulai dari berkurangnya penguasaan bahasa daerah hingga menurunnya minat generasi muda terhadap seni tradisional. Namun, ia menekankan bahwa solusi terbaik justru berasal dari dalam kebudayaan itu sendiri.
“Kebudayaan mengajarkan kita gotong royong, tenggang rasa, dan keseimbangan. Nilai-nilai inilah yang harus dihidupkan kembali, baik melalui pendidikan, media, maupun praktik sosial di masyarakat,” paparnya.
Kebudayaan Sebagai Perekat Bangsa
Lestari Moerdijat juga menegaskan bahwa kebudayaan adalah pemersatu bangsa di tengah keberagaman. Dengan ratusan suku, bahasa, dan adat, Indonesia memiliki kekayaan yang luar biasa — dan kebudayaan menjadi jembatan yang menyatukannya.
“Kebudayaan bukan sesuatu yang memisahkan, melainkan yang mempersatukan. Dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas hingga Rote, kita adalah satu karena berbagi nilai dan semangat yang sama,” ucapnya penuh keyakinan.
FIB UNDIP dan Komitmen Kebudayaan
Sementara itu, Dekan FIB UNDIP menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen fakultas untuk terus memperkuat peran akademisi dalam pelestarian kebudayaan nasional. Melalui penelitian, pendidikan, dan kegiatan budaya, FIB UNDIP diharapkan menjadi pusat kajian kebudayaan yang relevan dan berdampak bagi bangsa.
“Kami percaya bahwa memperkuat kebudayaan berarti memperkuat bangsa. Karena tanpa budaya, Indonesia kehilangan arah dan makna,” ujar sang dekan.
Orasi budaya ini menutup rangkaian kegiatan Dies Natalis ke-60 FIB UNDIP dengan pesan moral yang kuat: di tengah dunia yang serba cepat, kebudayaan adalah jangkar yang menjaga bangsa tetap kokoh dan berkarakter. (Christian Saputro)