Sumatera Post.co. Aceh Timur – Karang Taruna Kecamatan Julok melaksanakan Prosesi Tasyakkuran atas prestasi Putra Julok Aceh Timur, atas nama Fuad Ramadhan peraih medali emas cabang atletik Lari 400 meter PON XX Papua. Kegiatan Tasyakuran di pusatkan J-Coffee Shop Julok, Selasa (26/10/21) lalu.
Drs. Ridwan Hasan selaku Ketua Karang Taruna Kabupaten Aceh Timur yang juga Ketua MKF-MNI Prov. Aceh, mengatakan alasan dilaksanakannya kegiatan Tasyakuran ini oleh Karang Taruna pertama, Karang Taruna merupakan lembaga “semi plat merah” dibawah binaan Kemensos atau Dinas Sosial, berkewajiban membantu pemerintah daerah dan instansi terkait dalam hal ini Disparpora dan KONI, “meskipun keberadaannya KT ada seperti tidak ada”. Dan kedua, implementasi dari salah satu misi yaitu kepedulian dan ikut memberikan penghargaan terhadap warga karang taruna yang meraih suatu prestasi,” Kata Ridwan.
Ia juga mengpresiasi teristimewa kepada pengurus Karang Taruna Kecamatan Julok yang dipelopori oleh Sdr. Aji Moestafa, SE yang didukung oleh Camat Julok serta jajaran Forkopimcam, APDESI Kecamatan Julok, PT. PMKS Teupin Lada, PT. Medco E&P Malaka, PT. Geubrina Utama telah berupaya melaksanakan acara ini sebagai rasa Syukur dan rasa bangga atas prestasi “Fuad Ramadhan” Putra Julok Aceh Timur berhasil membawa harum Aceh di PON XX Papua.
Oleh karenanya kami KT mengajak segenap warga Karang Taruna Aceh Timur dapat teropsesi dan termotivasi untuk melahirkan atlet-atlet berprestasi diberbagai cabang olahraga lainnya yang dapat mengharumkan nama daerah khususnya Aceh Timur , “Ujarnya.
Ridwan mengatakan, Fuad Ramadhan adalah Atlet yang muncul Secara natural/bakat alam bukan karena dibentuk, didesain tapi menjadi nomor satu, dan mengajak untuk tak melupakan bahwa Allah yang berkuasa menambah atau mengurangi nikmat, karena kehendak Allah di atas segala kehendak. Man proposes, God disposes, manusia hanyalah bisa berencana, namun keputusannya terletak pada keputusan Allah SWT.
Selama ini kita hanya terpaku dengan atlet yang lahir by accident atau kata lainnya atlet ‘alam/atlet kagetan’, saatnya harus beralih dengan membangun prestasi yang dirancang secara terprogram dan terstruktur atau istilahnya by design, jika tahun ini bisa meraih prestasi, tahun selanjutnya akan berkutat mempertahankan prestasi tersebut dengan susah payah dikarenakan minimnya pembinaan secara berjenjang yang dimulai dari usia dini.
Aceh Timur harus memiliki lapis di tiap jenjang dengan produk-produk atlet yang kualitasnya baik, dengan demikian akan menghasilkan produk atlet berprestasi secara berkelanjutan serta mendongkrak prestasi secara nasional maupun internasional.
Ridwan juga berpesan, Jangan pernah sombong dengan apapun yang kita punya, karena Allah bisa saja mengambilnya dalam sekejap mata. Kehebatan tidak akan bertahan lama, semua sudah diatur Allah. Jika kehebatan itu sudah dicabut oleh-Nya kita hanya bisa gigit jari dengan kesombongan itu. Bukanlah harta, prestasi dan pujian yang membuat kita bahagia, tapi rasa bersyukurlah yang membuat kita menjadi orang yang merasakan kebahagian.
Sebagai kalimat penutup “Aditya Karya Mahatva Yodha (Pejuang yang berkepribadian, berpengetahuan, dan terampil). ( TB )