MEDAN, Sumaterapost.co | Gerakan Rakyat Anti Korupsi (GRASI) bersama sejumlah organisasi di Medan akan menggelar aksi sejuta tanda tangan pada Selasa, 22 April 2025, di depan Kantor DPRD Kota Medan dan Sumatera Utara.
Aksi ini bertujuan mendesak pemerintah pusat segera mengesahkan Undang-Undang Perampasan Aset Para Koruptor serta menuntaskan persoalan darurat keadilan, darurat narkoba, dan konflik agraria yang semakin mengkhawatirkan.
Ketua Pimpinan Wilayah Jaringan Pendamping Kinerja Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, Nico Nadeak, menyatakan bahwa tuntutan tersebut sangat mendesak untuk disikapi secara serius.
“Ini adalah bagian dari upaya rakyat menyuarakan kegentingan hukum dan keadilan. Kami ingin Presiden Prabowo Subianto segera bertindak jika DPR tidak merespons, salah satunya melalui penerbitan PERPU,” tegasnya, Selasa (15/4/2025) melalui Jaringan Media Independen (JMI) kepada wartawan.
Sekretaris Jenderal GRASI, Johan Merdeka, menambahkan bahwa korupsi dan ketimpangan sosial yang diakibatkan oleh investasi asing serta kapitalisme telah memperparah keadaan.
“UU Perampasan Aset adalah solusi penting. Kalau DPR tidak menyetujui, Presiden harus berani keluarkan PERPU,” ujarnya.
Di sisi lain, Aktivis buruh Dedi Izhar Daulay juga mengkritisi ketimpangan dalam prioritas legislasi. Ia menyayangkan cepatnya pengesahan UU Omnibus Law dan UU TNI, sementara UU Perampasan Aset justru mandek.
“Korupsi seolah bukan hal menakutkan lagi bagi pejabat. Ini berbahaya,” katanya.
Sementara itu, Joni Siregar dari Forum Rakyat Bersatu menyoroti keberadaan mafia tanah di Sumatera Utara, khususnya di kawasan TNGL dan PTPN II.
Ia mendesak Kapolda Sumut dan Kejatisu untuk bertindak tegas menangkap para mafia tersebut.
Dalam kesempatan tersebut, Direktur Operasional Firma Hukum Jasa Justitia Investigation, Syafruddin Ali, menegaskan bahwa GRASI akan memastikan aksi berlangsung tertib dan peserta tidak dikriminalisasi.
“Aksi ini menunjukkan bahwa publik tidak tinggal diam dalam menuntut keadilan dan pemberantasan korupsi yang menyeluruh di Indonesia,” cetusnya. (sumber JMI)
Reporter: Bambang