Semarang – Perupa Gunawan Effendi mengnadeng Muji Konde gelar pameran bareng di TAN Artspace, Semarang. Pmeran bersama yang mengusung tajuk : “Kekancan” ini dibuka Daniel Hakiki , Minggu (22/06/225) ini akan berlangsung hingga 4 Juli 2025.
Pembukaan pameran dimeriahkan oleh performance musikalisasi puisi Satu Bumi, baca puisi oleh Slamet Priyatin, Kelana Siwi feat Imaniar Christi dan baca geguritan oleh Ucik Fuadhiyah yang dihadiri para seniman lintas seni yang tak hanya dari Kota Semarang, tetapi juga dari luar kota seperti; Kendal dan Salatiga.
Daniel Hakiki dalam sabutannya, mengatakan, pameran seni rupa ini mengangkat tema “Kekancan” —sebuah kata dalam bahasa Jawa yang berarti pertemanan, persaudaraan, dan keterhubungan batin.
Lewat karya-karya para perupa, kita diajak merenungi bahwa persahabatan bukan sekadar kedekatan fisik, melainkan jalinan nilai, saling tumbuh, dan berbagi ruang cipta. “Dalam bingkai kekancan, lahir karya-karya yang tidak hanya menyuarakan individu, tapi juga merayakan kebersamaan,” ujar Daniel Hakiki.
Gunawan Effeindi mengatakan, bahwa dirinya dengan Muji Konde merupakan sahabat bukan hanya seseorang yang hadir dalam senyap dan tawa, tetapi juga seseorang yang mampu memahami bahasa batin—bahkan tanpa kata.
“Pameran “Kekancan” ini adalah penjelajahan kreatif saya dan dua sahabat saya Muji Konde yang telah lama berbagi ruang kreativitas, saling menggugah, dan menyemai ide dalam keheningan yang penuh makna menjadi karya-karya rupa,” ujar Gunawan.
Kekancan Satu dalam Keberagaman
Sekira 45 karya rupa ditaja, uniknya karya-karya yang dipajang tanpa judul dan tanpa indentitas pekaryanya. Para apresian dipersilahan untuk menjelajah menebak-nebak. Tanpa judul bisa jadi tak jadi persoalan, orang bisa berpersepsi. Tapi kalau tanpa indentitas pekarya ini yang membingungkan. Pasalnya, para apresiasn belum begitu akrab dengan karya-karya keduanya.
Gunawan Effendi, dengan kekuatan narasi visual dan warna-warna emosionalnya, berpadu kontras sekaligus harmonis dengan kekayaan simbol dan lirisisme yang menjadi ciri khas karya Muji Konde alias uji Triyanto yang dikenal dengan karya rupa “Petrus”.
Mereka berdua bukan sekadar menampilkan karya, tetapi menyulam pengalaman persahabatan ke dalam kanvas—menghadirkan rasa dan cerita dalam tiap lapisan warna dan tarikan garis.
Persahabatan mereka bukan tanpa persilangan—perbedaan gaya, karakter, bahkan medium—namun di sanalah letak “Kekancan” menemukan maknanya: bukan tentang menyeragamkan, tapi menyatu dalam keberagaman.
dunia yang kerap bising oleh ego dan kompetisi, Gunawan dan Muji menghadirkan sebuah kesaksian bahwa seni dapat tumbuh dari ruang yang lembut dan saling menghidupi.
Pameran ini adalah ruang temu antara dua perjalanan visual yang berbeda arah, namun menuju tujuan yang sama: menjunjung rasa, menghargai proses, dan memaknai kebersamaan. Dalam “Kekancan”, karya bukan hanya milik pribadi, melainkan jadi bahasa bersama yang menjembatani waktu, ruang, dan kenangan. (Christian Saputro)




