Penulis: Zulkarna, S.Pd, MBa (Kepala SMPN 3 Kopang)
Yang abadi hanyalah perubahan “There is nothing permanent except cahange” (Heraclitus Filsuf Yunani, 500 SM). Dalam persaingan global dan perubahan iklim global saat ini, semua organisasi tampa terkecuali organisasi pendidikan harus menempatkan diri sebagai bagian dari era dinamika perubahan.
Perubahan adalah satu-satunya yang konstan di era teknologi sekarang ini. Perubahan bisa menjadi sebuah kesempatan dan bisa juga menjadi suatu petaka. Perubahan yang cepat bisa berarti pengetahuan dan kompetensi sesorang juga cepat usang, kecuali mau berjuang dan berupaya untuk memperbaharui pengetahuan dan kompetensi yang dimiliki. Perubahan pengetahuan dan kompetensi yang dimiliki seseorang harus berbanding lurus dengan perubahan global yang terjadi” kalau tidak, maka akan tergilas oleh perubahan dan usang dimakan waktu.
Pada kontek proses pembelajaran, hari ini para siswa lebih dekat dengan gadged, android, ipone dan lain-lain. Kehadiran portal-portal pendidikan, pembelajaran berbasis IT, konten-konten pada handphone yang semakin marak bermunculan membuat interaksi antara guru dan siswa dapat dilakukan secara mudah, oleh karena itu akan lebih menarik jika proses pembelajaran ataupun penilaian hasil belajar dilaksanakan berbasis teknologi seperti pemanfaatan aplikasi Google Classroom, Pijar, Google form, Exambro, Kahoot, dan banyak lagi aplikasi lainnya.
Menjadi sebuah hal yang sulit dan kontra produktif jika para guru masih menerapkan metode pendidikan masa lalu, dimana guru lebih menekankan para siswa duduk manis mendengar ceramah dan instruksi untuk merangkum atau menulis tumpukan pekerjaan rumah (PR). Namun pemanfaatan dan optimalisasi teknologi menjadi sangat penting dan mendesak untuk mendukung layanan sesuai dengan kebutuhan siswa zaman now. Para guru harus mampu merencanakan dan merancang bangun model-model pembelajaran dan evaluasi berbasis informasi dan teknologi (IT).
Inovasi didalam mengajar mutlak diperlukan, metode penyampaian materi, media pembelajaran yang digunakan dan bahkan sikap dan perlakuan secara psikologis terhadap murid juga harus disesuaikan dengan karakteristik dan kebutuhan siswa zaman now.
Untuk mendukung profesionalitas tersebut di atas, maka guru sebagai pekerja pengetahuan (knowledge worker) harus terus meng-upgrade pengetahuan (knowledge) sebagai refrensi untuk meningkatkan keterampilan (competency) sesuai dengan perkembangan kebutuhan siswa zaman now.
Tentunya hal tersebut akan bisa terlaksana apabila tampa didasari perubahan pola pikir. Perubahan pola pikir juga tidak cukup apabila tidak diiringi dengan perubahan pola hati (heart-set) yaitu kesadaran hati yang tulus dan ikhlas. Hati merupakan pusat dan inti manusia. Hati adalah pusat kemauan untuk berbuat dan bertindak. Dengan kemauan hati yang tulus dan ikhlas tentunya akan mampu merubah pola tindakan (action-set), dari bukan saja pandai menyampaikan konsep-konsep brilian tetapi mampu mengimplementasikan konsep-konsep tersebut secara cermat dan tepat. Semoga.
(*)




