Cilacap – Perempuan pelukis Hani Santana kembali menggelar pameran tunggal lukisan yang keenam. Sebelumnya Hani pernah menggelar pameran diberbagai kota bertajuk : Segara (Yogyakarta 2022), Spark (Cilacap 2022), Nothing But Love #1(Semarang 2023), Nothing But Love #2 (Bali) dan Isi Ruang By Hani Santana (2023). Selain itu Hani Santana ikut aktif berpameran bersama pelukis lainnya, Belasan lukisan ukuran besar dan kecil dengan media Acrylic on Canvas (AOC) ditaja dalam gelaran pameran Hani Santana “Allegoria”. Bunga-bunga dan coral menjadi narasi Allegoria bukan hanya sekadar metafora tetapi symbol-syombol yang harus dikejar lebih dala maknanya.
Pameran yang mengusung tajuk “ Allegoria, Symbolic Expressions Of The Silent Self” ini ditaja di Hotel Noola, Cilacap, Jawa Tengah.
Pameran Allegoria yang dibuka bupati Cilacap Syamsul Auliya Rachman dengan penanda pemukulan Gong dan menggoreskan warma pada kanvas prasasti, di Hotel Noola, Cilacap, Selasa (20/05/2025) berlangsung sbulan penuh hingga 20 Juni 2025.
Bupati Cilacap Syamsul Auliya Rachman menyambut baik dan mengapresiasi gelar pameran yang digelar Hani Santana. “Pameran ini layak diapresiasi masyarakat Cilacap khususnya. Apa yang dilakukan pelukis Hani Santana asal Cilacap yang telah beroameran di berbagai kota ini bisa menjadi penyemangat seniman lainnya di Cilacap, “ ungkap Syamsul.
Dra.Reni Kusumowardhani,M.Psi dalam pengantarnya mengatakan, dalam setiap goresannya menuturkan kearifan dari penggalian dari ruang batinnya. Greget pikir-asa-rasa Hani berpadu menghasilkan sebuah allegoria.
Mengutip Carl Gustav Jung, Reni mengungkapkan yang menggaungkan melalui olah pikirnya, bahwa manusia memiliki kotak dalam jiwanya yang berisi alam ketidaksadaran.
“Dalam pameran tunggal ini, kita diajak untuk menyelami dunia simbolisme dan alegori yang kaya dalam karya-karya Hani sang pelukis. Melalui proses kreatif yang terinspirasi oleh konsep “ketidaksadaran kolektif”, menghadirkan narasi visual yang memadukan elemen-elemen universal dengan pengalaman pribadi,” terang Reni.
Sementara penggunaan Allegori atau simbol yang kaya dimensi proyektif. Bagi seorang Hani hal ini untuk mengungkapkan perasaan dan pengalaman yang lebih dalam, serta mengajak kita semua untuk merenungkan makna yang terkandung dalam karya-karyanya.
Menurut Psikolog –penikmat seni- ini allegoria menunjukkan bagaimana seni dapat menjadi alat yang efektif untuk memahami diri sendiri.
“Proses individuasi ini, merupakan proses yang sangat penting dalam mencapai kesadaran diri yang lebih tinggi dan memahami diri sendiri secara lebih baik,” ungkapnya.
Ditambahkannya simbolisme Allegoria ini bisa menjadi alat yang efektif untuk mengungkapkan perasaan dan pengalaman yang tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata, sehingga karya-karya ini dapat menjadi sangat personal dan emosional.
“Hanya melaluiAllegoria kita dapat memahami betapa agungnya sang pencipta yang membuat ruang-ruang dalam jiwa. Yang berada di ruang misteri dan tetap ingin disimpan menjadi misteri karena tidak siap untuk mengungkapkannya.
“Maka Allegoria dapat dijadikan alat agar kita merasa aman dalam mengekspresikannya. Hani melalui karya-karyanya yang ada dalam bingkai Allegoria mengajarkan pada kita bagaimana mengangkat misteri yang memberatkan menjadi bagian indah yang diungkapkan sehingga jiwa ini terasa ringan. Kita bisa Lihat, raba, dengar, dan rasakan allegoria pada masing-masing lukisan yang disiapkan untuk kita nikmati, ” imbuh Sang Psikolog. (Christian Saputro)




