Semarang – Aura ceria melingkupi Artoltel Gajahmada Semarang. Aroma romantisme ditebar Hani Santana dalam gelaran pembukaan pameran lukisannya, Jumat (17/03/2023). Pameran pelukis asal Cilacap ini akan berlangsung selama dua bulan penuh.hingga 17 Mei 2023
Pelukis cum penyanyi yang akrab disapa Hani menghelat pameran tunggalnya yang keempat mengusung tajuk : Nothong But Love di Artspace Artole Gajahmada, Semarang.

Dalam pameran tunggal “Nothing But Love” ini Hani menaja 13 lukisanter barunya berukuran besar dan kecil dengan media Arcrilyc On Canvas (AOC). Hani membeberkan pameran ini merupakan pameran tunggalnya keempat. Pameran tunggal sebelumnya yaitu; Segara, Museum Affandi Yogyakarta (November 2021), Nyekar , NW Artspace, Yogyakarta (July 2022), dan SPARK, Patra Graha Pertamina, Cilacap (Oktober 2022).
Debutnya berkiprah di ajang seni rupa dimulai dengan ikut pameran bersama “Saat Mata Tertambat” di Omah Kartika, Yogyakarta pada tahun 2019. Dalam 4 tahun berkarya mulai 11 Maret 2019 – kini tahun 2023) di dunia seni rupa Hani Santana mengahsilkan 500 karya lukisan berukuran besar dan kecil, membukukan 4 kali pameran tunggal dan 18 kali pameran bersama.diberbagi kota dalam dan luar negeri termasuk di pameran bergengsi Art Jakarta.
Dalam gelaran Artis Talk Hani menambahkan pameran “Nothing But Love” ini juga sekaligus sebagai penanda jejaknya empat tahun menyuntuki dunia seni rupa. Menurut Hani sejak kecil sebenarnya dirinya sudah punya bakat jadi artis. Tapi sayang tidak ada ada yang menemukan. Dirinya suka menjadi point of interes (pusat perhatian –red).
“Baru setelah besar saya menggeuti dunia nyanyi hingga menjadi penyanyi professional. Setelah bertahun-tahun saya jalani saya tidak bisa menikmati. Jiwa saya empty. Saya bisa membuat puas audiens, tetapi saya tak menikmati.Jiwa saya kosong. Semakin saya dalami jiwa saya tersiksa,”ungkap Hani membeberkan proses kreatifnya.
Hani menambahkan di dunia nyanyi ingin total, menyanyikan lau sendiri, tetapi dirinya tak bisa menulis lirik dan juga bermain music. Sampai akhirnya, lanjut Hani, menemukan dunia seni lukis yang membuat jiwanya bebas, merdeka, terpuaskan. “Saya bisa total di dunia lukis. Meski sesekali juga masih suka menyanyi meski agak jual mahal sekarang,” ceplos Hani berseloroh.
Kecintaannya pada dunia seni rupa yang no reserve membuat Hani tak tanggung-tanggung dalam menyuntuki dunia seni lukis yang jadi pilihannya. Dunia seni rupa bagi Hani adalah panggung tempatnya mengekspresikan jiwa estetiknya yang tak bisa disalurkannya di dunia tarik suara yang digelutinya lebih dulu. “Saya menemukan romantisme dan cinta dalam dunia seni rupa. Ini yang membuat semangat berkarya terus bertumbuh,” ujar Hani.
Menurut Hani Santana melalui dunia seni rupa dirinya bisa mengekspesikan fragmen-fragmen kehidupannya. Totalitas dan konsistensinya menjadikan bukti keseriusannya di panggung seni rupa. “Saya melukis dengan suka cita dan cinta. Saya menjalaninya mengalir tanpa beban. Karena kecintaan saya dengan dunia seni saya menikmati semua proses perjalanan estetik saya. Nothing But Love. Jadi, tak ada apa-apa selain cinta. Cinta tak akan pernah habis menjadi inpirasi saya jadi lukisan Romantisme itu akan terus saya rawat, ” ujar Hani membeberkan konsepnya.
Hani mengusung langgam abstrak – dekoratif dalam karyanya dengan media akrilik di atas kanvas. Hani dalam lukisannya memberikan efek tiga dimensi sehingga karyanya unik. Berkat ekplorasi estetiknya Hani berhasil lukisan-lukisannya punya karakter yang khas dan unik. Laut, bunga, lingkungan dan semesta menjadi obyek ekplorasinya membuahkan karya-karya yang ekspresif.
Sementara itu, Erna Wiyati, penyuka seni dalam mengatakan, meski baru kenal Hani bisa menangkap Hani mempunyai energy meletup-letup menghangatkan interaksi.
.”Hani Santana merupakan pribadi yang terbuka dan hangat. Jiwa merdekanya meletup-letup. Dia berkarya dengan cinta maka Hani tak pernah lelah mengekplorasi potensi dirinya di atas kanvas,” ujar Erna Wiyati yang seakan sudah bersahabat sekian lama.
Dalam gelar karya ini Hani akan menampilkan karya-karya ekspresinya dengan obyek bunga dan rumah, dengan warna-warna bernuansa cerah dipadu warna gelap dengan sentuhan yang humanis. Pameran ini juga merupakan ungkapan rasa cinta dan terimakasih Hani kepada semua teman-teman komunitas seni yang telah mendukung kegiatan Hani di Semarang.
“Teruslah berkarya Hani. Jangan sia-siakan talenta luar biasa karunia Sang Illahi untukmu. Ungkapkan isi hatimu melalui goresan di atas kanvas sebagai ekspresi jiwamu yang dahsyat.Tebarkan cinta untuk sesama melalui karya-karya indahmu, ” pesan GM Whole Sale Telkom Jateng – DIY Erna Wiyati dalam testimoninya testimoninya.
Owner Semarang Gallery Chris Dharmawan mengapresiasi karya lukisan-luksan Hani Santana.Meskipun baru empat tahun memasuki dunia seni rupa Hani termasuk cepat pergerakannya.
“Hani Santana sudah berani ikut pameran bersama termasuk di Art Jakatta. Hani jauh-jauh berani “ngluruk” berpameran tunggal di Kota Semarang. Bagaimana ini para pelukis Semarang. Kalau jadi pelukis, ya, berkarya dan berpameran,” ujar Chris Dharmawan. (Christian Saputro)