Semarang — Bertepatan dengan peringatan Hari Ibu, Pemerintah Kota Semarang memberikan Anugerah Wanita Puspakarya 2025 kepada sepuluh perempuan inspiratif yang dinilai berkontribusi nyata bagi masyarakat dan kemajuan kota. Penghargaan tersebut diserahkan dalam malam apresiasi di Gedung Ki Narto Sabdo, Taman Budaya Raden Saleh, Senin (22/12) malam.
Wali Kota Semarang Agustina Wilujeng Pangastuti menyatakan, Anugerah Wanita Puspakarya bukan sekadar agenda seremonial, melainkan bentuk pengakuan atas kerja panjang, ketekunan, dan keberanian perempuan di berbagai bidang.
“Setiap penerima memiliki kisah perjuangan yang berbeda, tetapi dipersatukan oleh satu nilai yang sama, yakni kebermanfaatan bagi sesama dan Kota Semarang,” ujar Agustina dalam sambutannya.
Tahun ini, Anugerah Wanita Puspakarya mengusung tema “Wanita Semarang Unggul, Inovatif, dan Inspiratif.” Menurut Agustina, unggul berarti memiliki daya juang dan integritas tinggi, inovatif adalah kemampuan mengolah keterbatasan menjadi peluang, sementara inspiratif bermakna memberi teladan bagi keluarga, komunitas, hingga generasi muda.
Agustina menegaskan, kemajuan Kota Semarang tidak terlepas dari peran strategis perempuan, baik sebagai penggerak ekonomi UMKM, pelestari budaya, pegiat sosial, maupun agen perubahan lingkungan. Pemkot Semarang, lanjutnya, berkomitmen menciptakan ruang yang aman dan setara agar perempuan dapat berkontribusi secara optimal.
“Ketika perempuan diberi kepercayaan, dampaknya akan dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat,” katanya.
Menutup sambutannya, Agustina berpesan agar perempuan tidak ragu memulai dari langkah kecil. “Perempuan tidak harus sempurna untuk menjadi bermakna. Percayalah pada diri sendiri,” ujarnya.
Sepuluh penerima Anugerah Wanita Puspakarya 2025 tersebut yakni Maria Reviani, Anne Avantie, Prof. Dr. Nana Kariada Tri Martuti, Murahmi, Madina Salma, Maria Magdalena, drg. Grace W. Susanto, Noviana Dibyantari, Syanaz Nadya Winanto Putri Caecilia Isti, dan Sumiwi.
Selain itu, Pemkot Semarang juga menganugerahkan Lifetime Achievement kepada Raden Ayu Endang Sarwosih, Veteran Laskar Putri Angkatan Pertama, atas dedikasi dan pengabdian luar biasa sepanjang hayat bagi bangsa dan negara.
Melalui Anugerah Wanita Puspakarya, Pemkot Semarang berharap semakin banyak perempuan berani melangkah, berinovasi, dan mengambil peran strategis dalam membangun kota yang inklusif, berkeadilan, dan berkelanjutan.
Puspa yang Bekerja
Di balik sorotan panggung, para penerima Anugerah Wanita Puspakarya dikenal sebagai sosok yang bekerja dalam senyap—merawat manusia, budaya, lingkungan, dan masa depan kota dengan ketekunan. Bagi mereka, penghargaan bukanlah mahkota, melainkan pengingat bahwa kerja yang dilakukan dengan kejujuran dan kepedulian akan selalu menemukan maknanya.
Pada malam penganugerahan itu, Semarang kembali diingatkan bahwa perempuan tidak sekadar mengisi ruang kota, melainkan turut membentuk arah dan wajahnya. (Christian Saputro)




