Yogyakarta – Pelukis asal Semarang Hartono menaja pameran tunggal bertajuk : “Among Hyun Nagri” di Taman Budaya Yogyakarta (TBY) Yogya dari 26 – 31 Desember 2022. Gelar pameran tunggal Hartono ini juga ditaja secara online di di Galeri Online sedulurnyeni.online. Puluhan karyanya yang rerata berukuran besar ditaja dalam pameran tunggalnya kali ini,
Gelaran pameran alumni alumni IKIP Semarang 2002 ( sekarang UNNES) ini merupakan pameran tunggalnya yang ke -10, sedangkan pameran bersama yang diikutinya sudah puluhan kali.
Kurator pameran Dr. Hajar Pamadhi MA. Hons mengatakan, pameran ini bertajuk : “Among Hyun Nagri”, mempunyai makna Among artinya hanya, Hyun itu pengabdian, Among Hyun Nagri artinya hanya Mengabdi Pada Negeri Ini. “ Jadi pameran ini merupakan sebentuk pengabdian untuk Indonesia. Semua karya menggambarkan nilai-nilai perjuangan untuk menuju kejayaan Indonesia,” ujar Hajar Pamadhi.
Menurut Hajar Pamdhi ke depab ini merupakan tahun politik. orang mesti akan baik batin maupun fisiknya akab bertempur untuk memenangkan diri dalam konteks politik. “Hartono melalui karya-karyanya mengingatkan kepada kita semua harus kembali kepada Negeri. Politik itu hanya kendaraan untuk menegakkan kejayaan negeri ini. Tetapi jangan sampai justru dengan politik negara kita akan hancur, Untuk itu, harus Samakaryo, berkarya bersama melalui dunia seni rupa, “ ujar Hajar Pamadhi.
Karya Hartono menurut Hajar Pamadhi adalah karya yang luar biasa karena gaya kontemporer, tetapi isinya adalah tradisi yang mengambil kebaya dengan wanita berkebayanya, ada pesinden tetapi sisi lain ada karya-karya teknologi modern seperti robot dan sebagainya, ini adalah penggambaran bahwa semuanya itu untuk kemajuan Negeri, ” Among Hyun Nagri “.
Sementara konseptor pameran Mahmoud Elqadrie menghadirkan pameran pelukis Hartono yang “Among Hyun Nagri” dirancang agar visi dan misinya menyuarakan bagaimana kita merawat atau menjaga keadaan negeri tetap damai bisa sampai ke apresiasian. “Sikap nasionalisme yang dikibarkan Hartono lewat lukisan-luksannya bisa tersampaikan. Narasi-narasi yang dikemas dalam bahasa visual Hartono ini sangat tepat untuk menumbuhkan kebersamaan dan muaranya nasionalisme,” tandas Mahmoud.(Christian Saputro)




