Balikpapan — Dunia seni rupa Indonesia kembali menggelora. Setelah berbagai pameran besar digelar di kota-kota besar Jawa, kini giliran Kalimantan Timur menjadi tuan rumah ajang seni rupa berskala nasional bertajuk “Nusantara Bersolek”, yang akan berlangsung di Balikpapan Creative Center mulai awal November mendatang.
Pameran yang diinisiasi oleh Lembaga Perupa Kalimantan Timur (LPK) ini menjadi ajang pertemuan para perupa dari berbagai daerah, mulai dari Aceh, Sumatera Selatan, Lampung, Yogyakarta, Jawa Barat, Banten, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, hingga Sulawesi Barat.
Menurut Surya Darma, salah satu kurator pameran, kegiatan ini merupakan representasi dari keberagaman wajah seni rupa Indonesia yang tumbuh di atas fondasi budaya lokal dan tradisi daerah.
“Pameran Nusantara Bersolek adalah perayaan atas kekayaan tradisi dan kearifan lokal bangsa Indonesia. Dari sabang sampai merauke, setiap daerah punya karakter dan bahasa visual yang unik. Karya-karya ini ingin menunjukkan bahwa keindahan Indonesia lahir dari keberagaman itu sendiri,” ujarnya.
Ia menjelaskan, tema “bersolek” diambil untuk menggambarkan semangat perupa dalam menampilkan wajah Indonesia yang elok dan penuh warna, tidak hanya secara visual, tetapi juga secara batin dan spiritual.
“Lewat karya-karya yang ditampilkan, kami ingin mengajak publik untuk tidak sekadar melihat keindahan rupa, tapi juga menelusuri perjalanan spiritual di balik setiap goresan,” tambah Surya.
Ajang Silaturahmi dan Edukasi Seni
Pameran Nusantara Bersolek tak hanya menghadirkan karya lukis, tetapi juga
fotografi, patung, instalasi, dan karya eksperimental. Setiap karya memuat gagasan tentang hubungan manusia, alam, dan budaya dalam konteks kekinian.
David, salah satu peserta asal Lampung, menilai kegiatan seperti ini penting bagi para seniman dari berbagai daerah untuk saling belajar dan berkolaborasi.
“Ini bukan sekadar pameran, tapi ajang silaturahmi antar perupa. Kami bisa saling mengenal, saling belajar, dan membuka ruang kerja sama di masa depan. Harapannya, kegiatan semacam ini bisa digelar rutin setiap tahun,” tuturnya.
Selain menampilkan karya seni, pameran ini juga akan diisi dengan diskusi, lokakarya seni, dan art talk yang melibatkan kurator, seniman, serta pelajar seni dari berbagai kampus. Dengan demikian, kegiatan ini tak hanya menjadi ruang apresiasi, tetapi juga wadah edukasi dan pertumbuhan ekosistem seni di daerah.
Perjalanan Panjang Seni Rupa Indonesia
Seni rupa Indonesia sendiri telah melalui perjalanan panjang. Dari tradisi lukisan realistik yang lahir berabad-abad lalu, hingga berkembang menjadi berbagai aliran dan medium baru, seni rupa terus menyesuaikan diri dengan zaman.
Surya Darma menambahkan, pameran kali ini juga menjadi refleksi atas dinamika itu—antara tradisi dan modernitas, antara bentuk visual dan makna batin. “Kita belajar bahwa seni tidak pernah berhenti. Ia terus berkembang, seiring perkembangan jiwa dan pemikiran manusia,” katanya.
Seni Sebagai Wisata Edukasi dan Terapi Batin
Pameran Nusantara Bersolek juga diharapkan menjadi destinasi wisata edukasi yang memperkaya pengalaman batin masyarakat. Seni, menurut para penggagas, bukan hanya tontonan, tetapi juga terapi bagi jiwa.
“Melihat karya seni bisa menjadi perjalanan spiritual. Ada rasa teduh, ada refleksi, ada keindahan yang menyentuh sisi batin manusia,” ujar Surya menutup pembicaraan.
Melalui perhelatan ini, Kalimantan Timur ingin menunjukkan bahwa daerah bukan sekadar penonton dalam peta seni rupa nasional, melainkan bagian penting dari denyut kebudayaan Indonesia yang terus bersolek—dari Sabang hingga Merauke. (Christian Saputro)




