Sumaterapost.co | Langsa – Pemerintah Kota Langsa, Aceh, tidak henti-hentinya perangi sampah, tiap hari libur selalu mengadakan gotong royong, bahkan Gampong pun di sarankan kendalikan sampah warga. Wakil walikota Kota Langsa, Dr.H.Marzuki Hamid, M.M, kerap turun langsung bersama para pegawai dan masyarakat mengendalikan sampah yang ada di lingkungan warga.
Mengapa pemerintah Kota Langsa terus memerangi sampah, ini alasannya,
Karena untuk saat ini sampah masih menjadi persoalan yang mendapati kegagalan dalam hal penanganannya. Padahal jika dilihat dari dampak yang pasti terjadi dalam masyarakat jika penanggulangan sampah tidak ditangani dengan baik akan berimbas pada menurunnya kualitas kehidupan, keindahan lingkungan,potensi terjadi banjir akan lebih besar karena tidak menutup kemungkinan sampah lokasi tersebut akan menghalangi arus air sehingga terjadi bencana alam seperti banjir dan menurunnya kualitas kesehatan warga masyarakat yang tinggal di sekitar area polusi sampah.
Jika hal ini terus berlangsung dalam jangka panjang maka dapat mempengaruhi arus investor daerah, daya jual dan daya tarik daerah tersebut akan menurun drastis. Bahkan menurut ahli kesehatan, polusi sampah, mengakibatkan dampak buruk terhadap kesehatan. Hal ini mengakibatkan berbagai macam penyakit bisa ditimbulkan di area polusi sampah tersebut seperti terinfeksi saluran pencernaan, tifus, disentri dan sebagainya. Faktor pembawa penyakit tersebut adalah lalat dan berkembangnya nyamuk-nyamuk yang menginfeksi manusia dikarenakan sampah yang menumpuk.
Sampah dilakukan dengan ditumpuknya dipinggir jalan dan sangat dekat dengan pemukiman warga. Tidak terbayangkan bagaimana virus-virus dan bibit-bibit penyakitnya sudah menyebar menginfeksi warga yang kurang sadar akan pentingnya kebersihan lingkungan.
Karena tidak menutup kemungkinan bahwa masyarakat dilingkungan itulah yang membuang dan menumpuk sampah begitu saja. Pembuangan sampah yang dilakukan menyebabkan pencemaran terhadap air, karena pembuangan sampah akan mengakibatkan terhambatnya proses air tanah.
Apalagi jika ada sampah -sampah plastik yang tidak bisa diuraikan oleh tanah, akan mengakibatkan menumpuknya sampah dan limbah. Dampaknya saat musim hujan tiba, tanah tidak bisa menyerap air dengan baik dan akhirnya terjadilah pengikisan tanah yang tidak sanggup menahan tekanan air dan lalu menguap mencari daratan dan akhirnya akan menyebabkan banjir.
Begitupun dampak dari sampah yang langsung dibakar, bagaimanapun juga sampah yang akan dibakar dipekarangan rumah memang lebih praktis, tetapi terbayangkah tidak kita dalam jangka waktu panjang cara seperti ini akan merugikan individu berbagai pihak bahkan individu yang tidak bersalahpun akan terkena imbasnya karena lingkungan yang telah tercemar oleh polusi yang dihasilkan oleh pembakaran tersebut. Orang yang seharusnya hidup sehat menjadi sakit dikunjungi berbagai penyakit diantaranya gangguan pada pernafasan.
Maka pemerintah Kota Langsa terus mengkampanyekan dan mengendalikan sampah yang ada di lingkungan warga dan peduli terhadap lingkungan dan kesehatan warga Kota Langsa, kita sebagai warga harus tahu mengenai dampak-dampak buruk tersebut, pemerintah Kota Langsa tentu tidak ingin dampak tersebut menjadi ancaman bagi warganya.
Lingkungan kotor serta polusi sampah bisa membawa dampak buruk baik itu terhadap manusia maupun terhadap lingkungan. Dampak buruk lingkungan kotor serta polusi sampah terhadap lingkungan sendiri meliputi banyak hal dan salah satunya adalah pencemaran air. Pencemaran air dapat terjadi ketika sampah dibuang ke sungai dan bukannya ke tempat sampah.
Selain mencemari air sungai, pembuangan limbah atau sampah juga dapat menghambat proses air tanah dan tentu saja ini merupakan sebuah kabar buruk mengingat air tanah sangatlah penting bagi manusia.
Selain mencemari sungai dan menghambat proses air tanah, sampah juga dapat mencemari tanah dan menjadikannya tidak sehat.
Pencemaran tanah ini berasal dari limbah rumah tangga, Sampah merupakan bahan pencemar utama dalam limbah rumah tangga. Dapat kita lihat sampah berserakan dimana-mana. Ini akan berdampak pada tanah lingkungan menjadi tercemar.
Karakter “tidak peduli warga tidak peduli pada sampah” dan “sok praktis buang sampah sembarang” sudah mendarah daging pada diri warga Kota Langsa. Pemerintah Kota Langsa terus kampanye dan perangi sampah dengan berbagai cara dilakukan untuk membuka hati warga. Berbagai sosialisasi, program penyuluhan, himbauan sampai denda diterapkan. Sekarang waktunya kita sendiri untuk sedikit merenungkan hal ini. Berhentilah menyalahkan pemerintah Kota Langsa terutama Dinas Lingkungan Hidup mengenai masalah ini. Karena perilaku warga tidak bersih ini memang berawal dari warga itu sendiri.
Mulailah kebiasaan membuang sampah pada tempatnya di rumah. Sediakan tempat sampah di setiap rumah. Ada baiknya dipisahkan antara sampah plastik dan non plastik, agar lebih mudah di kelompokan di tempat pembuangan akhir nanti. Jangan melempar kantong plastik berisi sampah ke sungai.
Mengingat pentingnya pengelolaan sampah yang baik, peranan petugas sampah tidak bisa dilihat sebelah mata, mereka harus diberikan semangat dan apresiasi agar mereka bisa terus mengemban amanah dengan baik. Tidak bisa dipungkiri jika kegiatan tersebut berjalan dengan baik akan membuat dampak yang baik pula bagi kota Langsa. Maka mereka para petugas kebersihan harus di beri apresiasi untuk menghargai jerih payah mereka. Patut untuk dipertimbangkan untuk para petugas kebersihan yang berpenampilan jorok dan dekil bahkan tidak menarik, tetapi secara tidak disadari hal-hal kecil inilah sebenarnya bisa membuat dan menurunkan sampah yang bertimbun dimana-mana. Hal tersebut dilakukan tidak lain untuk membuat mereka lebih giat dan disiplin lagi dalam bekerja.
(Mustafa)




