Sumaterapost.co, Jakarta-Kuartal terakhir merupakan waktu bagi para investor untuk kembali melakukan evaluasi portofolio investasi.
Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan. Pertama, mengevaluasi perkembangan hasil investasi. Langkah berikutnya mencari informasi mengenai outlookpasar finansial kedepannya, sehingga bisa melakukan penyesuaian komposisi portofolio.
Selanjutnya, mengevaluasi apakah komposisi portofolio saat ini masih sesuai dengan jangka waktu dan tujuan investasi yang ingin dicapai. Setelah tiga langkah mengevaluasi tersebut selesai dilakukan.
“Kita memiliki basis atau dasar untuk mela kukan rebalancingportofolio. Pada proses evaluasi, investor harus memperhatikan apakah dana inves tasinya telah berkembang sesuai dengan harapan dan tujuan keuangan yang telah ditetapkan sebelumnya,” kata Krizia Maulana-Investment Specialist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI)
Dia mengemukakan hal itu ketika menjadi nara sumber pada Edukasi MAMI bertema Strategi Investasi Menjelang Akhit Tanun di Jakarta, pekan lalu.
Saat ini investor menurutnya masih memiliki kesem patan melakukan penyesuaian portofolio untuk memenuhi tujuan keuangannya. Seiring berjalannya waktu, perubahan dapat terjadi pada profil risiko, portofolio investasi, tujuan dan jangka waktu investasi
Karena itu perlu dilakukan rebalancing portofolio secara berkala untuk menjaga agar portofolio kita tidak menyimpang dari profil risiko, serta tujuan dan jangka waktu investasi. Rebalancing portofolio sendiri bisa dilakukan dengan cara pemindahan (switching) antar kelas aset, ataupun penambahan dana baru secara berkala (dollar cost averaging).,” ujarnya.
Penting lanjutnya untuk selalu menyesuaikan pilihan produk investasi dengan profil risiko masing-masing investor. Bagi investor dengan profil risiko moderat yang ingin mengejar ketertinggalan, bisa memasukkan sedikit porsi saham sebagai boosteruntuk menggenjot imbal hasil pada portofolio.
Pilihan investasi
Jelang akhir tahun, optimisme pemulihan aktivitas ekonomi menawarkan upside potential yang lebih tinggi di pasar saham. Terdapat tiga katalis positif yang mendukung pasar saham. Pertama, fundamental yang semakin baik diharapkan dapat memicu faktor sentimen untuk mengejar ketertinggalannya.
Kedua, optimisme pemulihan aktivitas domestik ditunjukkan oleh meningkatnya investasi baik dari investor lokal maupun asing. Ketiga, kenaikan harga komoditas menjadi “positive surprise” pada pere ekonomiandan pasar finansial Indonesia.
Ketika perekonomian mulai positif, dan pasar saham menunjukkan potensi yang besar kedepannya, ini dapat menjadi peluang bagi investor untuk menambah porsi kepemilikannya di reksa dana saham.
Sebagai gambaran, reksa dana Manulife Saham Andalan (MSA) memberikan imbal hasil 1 tahun sebesar 74,79% pada periode akhir September 2020 hingga akhir September 2021, jauh melampaui tolok ukurnya (indeks IDX80) yang sebesar 21,05%.
“Pada periode sama, reksa dana saham lainnya dari Manulife, yaitu Manulife Dana Saham (MDS) mampu memberikan imbal hasil 1 tahun sebesar 32,29%, melampui tolok ukurnya, indeks LQ45, yang sebesar 21,37%,” rinci Krizia.
Peluang di pasar saham sangat menarik untuk dimanfaatkan oleh para investor untuk mewujudkan tujuan keuangannya. Selalu sesuaikan dengan profil risiko dan lakukan diversifikasi untuk mendapatkan imbal hasil optimal dengan hati tenang.(tiar).




