Semarang – Jurnalisme dalam jagad seni rupa masih dibutuhkan sebagai sarana untuk menyembatani dalam menyosialisasikan karya-karya para perupa selain ajang pameran. Bahkan jurnalisme merupakan salah satu bidang dalam ekosistem kesenian dalam hal ini seni rupa.
Hal itu terungkap dalam Ngobrol Santai (Ngobras) tentang jurnalisme seni rupa yang digelar Kelompok 5 Rupa di Galeri Kreatif, Semarang Creative Hub, penggal akhir minggu lalu.
Ngobras yang digelar Kelompok 5 Rupa yang menghadirkan nara sumber jurnalis “Sumatera Post” dan penulis seni budaya Christian Heru Cahyo Saputro dengan moderator diskusi Ari Zincron ini dalam rangkaian acara pameran “Artpaintour” #2.
Kegiatan ngobras ini berlangsung gayeng dihadiri antara lain; Tan Markaban (Pemerhati Seni Rupa), Mick Lo (Peseketsa dan Pemerhati Lingkungan), perupa Harry Suryo dan Tatas Sehono (Perupa), Anantyo (Semarang Creative Hub) , Didik (Musikus), anggota Kelompok 5 Rupa dan banyak lagi.
Menurut Christian, jurnalisme berperan untuk penting untuk membangun iklim apresiatif masyarakat untuk mengenal, menyukai, dan muaranya tentu mengoleksi (membeli—red) karya perupa. “Jurnalisme seni rupa mempunyai misi ”menimbulkan minat” pembaca ”untuk melihat sendiri” pameran yang ditulis oleh para wartawan baik dalam bentuk berita atau ulasannya,” terangnya.
Christian menambahkan, Jurnalisme seni rupa yang dikembangkan media cetak dan on line harus dimaklumi mempunyai ruang terbatas,terkadang beritanya terbatas. Sedangkan kalau untuk tulisan yang mendalam (indepth) bisa dimajalah khusus. “Jadi peranannya bersifat umum diharapkan mampu menjalankan fungsi seefektif mungkin dalam rangka “peduli” terhadap perkembangan seni dan budaya,” babarnya.
Meski penting,lanjut Christian, terkadang perupa sendiri banyak yang belum siap memanfaatkan dunia jurnalistik sebagai sarana untuk menabalkan keberadaan dan tentu karya-karyanya.
Hal ini disepakati oleh pelukis dan mural artis dan Giovani Susanto, baginya jurnalisme sangat penting. Kelompok 5 Rupa sangat terbantu dengan adanya liputan wartawan yang memberitakan kegiatannya. “Kami sangat terbantu dengan berita liputan jurnalis. Paling tidak banyak yang tahu inforamsi kegiatan pameran kami. Dan tentunya masyarakat mulai mengenal keberadaan kelompok 5 Rupa melalui media yang sekarang gampang diakses lewat handphone,” ujar imbuh Giovani.
Perupa Goen Narso yang juga mengakui keberadaan jurnalisme dalam jagad seni rupa penting. “Lewat karya jurnalistik baik berupa berita maupun ulasan masyarakat pembaca bisa memperoleh informasi, kemudian tertarik untuk melihat langsung karya yang digelar dengan mengunjungi pameran ,” imbuh pensiunan guru yang kini bergiat melukis.
Perupa Harry Suryo juga mengamini, kalau pentingnya peran jurnalisme dalam dunia seni. Dikatakan perupa yang sebelumnya mengakarabi dunia fotografi dan sastra, jurnalisme sangat berperan untuk meningkat apresiasi masyarakat sekaligus mengokohkan eksistensi senimannya. “Jurnalis menulis untuk membangkitkan agar pembaca tertarik untuk mengapresiasi karya seni. Kalau berita tentang pameran agar pembaca menonton pameran yang digelar,” ujar Harry yang kini bergiat di Kolcai Chapter Semarang dan Semarang Sketchwalk. (CHCS/Elkana)




