Oleh
Benny N.A. Puspanegara
Pemerhati Kebijakan Hukum, Sosial dan Publik
Sumaterapost.co.Lampung.“BNN Sudah Menangkap Gembong Narkotika Internasional.
Sekarang giliran Polri menunjukkan kelasnya bukan alasan.”
Keberhasilan BNN menangkap Dewi Astutik di Kamboja bukan sekadar berita kriminal.
Ini bukan sekadar penegakan hukum.
Ini adalah tamparan halus yang rasanya mendarat ke banyak pihak termasuk ke lembaga lain yang sering mengeluh “buruannya sulit ditemukan”.
BNN bekerja seperti pasukan intelijen dunia yang sedang menjalankan misi Rescue Level God Mode:
mereka dapat informasi, mereka berangkat, mereka koordinasi, mereka tangkap.
Tidak pakai drama. Tidak pakai alasan klasik seperti “jejaknya hilang” atau “kami masih mendalami.”
Saya sampai berpikir:
“Apa BNN ini diam-diam sudah upgrade jadi Avenger Nusantara?”
“Atau jangan-jangan lembaga lain masih pakai firmware tahun 2004?”
Publik pun otomatis bertanya ya, publik yang sudah hafal luar kepala drama buronan ekonomi yang itu-itu saja:
“Kalau gembong narkoba bisa diciduk sampai Kamboja,
masa buronan ekonomi yang katanya super-kelas itu justru lebih sulit dicari?”
Apa bedanya?
Dewi Astutik kabur lintas negara.
Dewi Astutik pakai identitas ganda.
Dewi Astutik disokong jaringan internasional.
TETAPI tetap ketangkap.
Maka, ketika ada figur-figur yang oleh publik dikaitkan dengan dugaan skandal keuangan raksasa termasuk nama Riza Chalid yang kerap disebut masyarakat kok rasanya justru lebih licin daripada sabun hotel?
Padahal mereka tidak lompat negara setiap hari.
Tidak ganti paspor tiap minggu.
Tidak sembunyi di hutan.
Tidak hidup di bawah tanah seperti kurcaci.
Jadi sebenarnya:
Ini buronan atau urban legend?
Ini manusia atau hologram?
Tentu, saya tidak menuduh itu urusan penegak hukum.
Tetapi saya mewakili nalar rakyat yang sehat, yang sudah muak dengan dongeng buronan kelas sultan yang katanya “masih dicari.”
Rakyat bukan anak TK yang mudah dibohongi dengan kalimat “masih dalam pencarian”.
Ini bukan kuis cari kata di majalah anak-anak ini negara.
Dan sekarang, setelah melihat BNN unjuk gigi seperti pasukan elit internasional, saya ingin menyampaikan dengan penuh hormat dan penuh energi kepada POLRI:
“Ayo, buktikan bahwa Polri bukan hanya singa ketika mengejar pelaku kecil,
tetapi juga singa ketika mengejar mereka yang diduga merampok masa depan bangsa.”
Saya yakin Polri mampu.
Saya tahu Polri punya perangkat.
Saya percaya Polri punya jaringan internasional bahkan lebih luas dari BNN.
Saya tahu Polri punya intelijen, punya akses, punya kemampuan menelusuri sampai ke luar negeri.
Jangan sampai rakyat berkata:
“BNN saja bisa menangkap gembong narkoba di luar negeri,
masa Polri mengejar buronan ekonomi lebih susah daripada mencari karet gelang di meja kerja?”
Atau satir yang lebih pahit:
“Apa buronan ekonomi itu punya cheat code?”
Karena dari sudut pandang rakyat:
buronan narkoba = ketangkap
buronan kelas rakyat biasa = ketangkap
buronan kasus ribuan triliun = hilang kayak file penting yang ‘tanpa sengaja’ ke-delete
Ini tidak sehat, tidak lucu, dan tidak layak.
Bangsa ini tidak bisa terus-terusan membiarkan “garong kekayaan negara” melenggang tenang.
Karena mereka bukan hanya mengambil uang
mereka mengambil:
sekolah anak-anak kita,
obat pasien miskin,
harapan untuk masa depan,
dan kepercayaan rakyat pada negara.
Dan yang paling menyakitkan?
Mereka tenang-tenang saja.
Sementara rakyat dibuat seperti menonton serial tanpa ending:
“Buronan itu ada di luar negeri!”
“Tidak, dia ada di dalam negeri!”
“Tidak, dia hilang!”
“Tidak, dia masih dicari!”
Sudah.
Sudah cukup.
Saatnya Polri membuktikan bahwa seragam tidak tunduk pada bayang-bayang uang.
Saatnya Polri menunjukkan bahwa keberanian bukan hanya slogan, tapi tindakan.
Saatnya Polri berdiri segaris dengan BNN bahkan lebih tinggi.
Karena jika BNN berani menembus batas negara,
maka Polri tidak boleh cuma menembus batas kesabaran rakyat.
Saya yakin Polri mampu.
Saya yakin Polri bisa.
Saya yakin Polri hanya perlu satu hal:
Niat yang setegas keberanian BNN.
Dan untuk para buronan ekonomi yang mungkin sedang membaca ini dari balkon hotel luar negeri:
Dunia ini kecil.
BNN sudah membuktikannya.
Polri hanya tinggal menyusul.(ndy).




