Tegak dalam vitrin, Keris Ki Tengara tak sekadar menjadi artefak. Ia adalah napas yang tertinggal dari zaman yang tak pernah sepenuhnya pergi. Dihibahkan oleh Ir. H. Joko Widodo, Presiden ke-7 Republik Indonesia, pusaka ini kini bersemayam di Museum Nusantara Surakarta—kembali ke tanah budaya yang membentuk jiwanya.
Bilahan keris ini mengalun dalam lekuk yang tak hanya tajam dalam bentuk, tapi juga dalam makna. Pamornya berkilau samar—membisikkan kisah perjalanan, tekad, dan kepemimpinan. Warangka indahnya menyiratkan kelembutan yang membungkus kekuatan; seperti pemiliknya, yang teguh dalam diam dan membumi dalam tindak.
Ki Tengara bukan sekadar nama—ia adalah penanda zaman. Sebuah simbol tentang pemimpin yang tidak lepas dari akar budaya, yang menjunjung tinggi nilai-nilai tradisi sambil menapaki jalan perubahan. Kini, keris ini tak hanya milik satu tokoh, tetapi telah menjadi milik bangsa: pusaka bersama yang menyimpan ingatan dan harapan.
(Christian Saputro)