Semarang — Forum Wartawan Provinsi Jawa Tengah (FWPJPT) menggandeng Bank Jateng, Pemprov Jateng, dan komunitas Ngopeni Nglakoni Jateng dalam gelaran diskusi interaktif bertajuk “Ketahanan Ekonomi Jateng di Masa ‘Sableng’”, yang berlangsung di Gedung Merah Putih, BPKAD Provinsi Jawa Tengah, Rabu (16/07/2025).
Diskusi menghadirkan narasumber lintas sektor yakni H. Ferry Wawan Cahyono, S.Psi., M.Si. (Anggota DPRD Jateng), Zulkifli Gayo (Ketua Umum TPPD Jateng), Teddy Agung Tirtayadi (Ketua Umum BPD HIPMI Jateng), serta Prof. Akhmad Syakir Kurnia, Ph.D. (Akademisi UNDIP). Forum dipandu Doni Asyhar dan menjadi wadah tukar gagasan terkait strategi menjaga daya tahan ekonomi di tengah ketidakpastian politik dan global.
Ferry Wawan Cahyono menekankan bahwa ketahanan ekonomi bukan hanya statistik, tetapi “perjuangan senyap menjaga pasar tetap hidup dan dapur tetap mengepul.” Ia menilai respons adaptif dari pemerintah dan masyarakat menjadi kunci utama.
Zulkifli Gayo mengungkapkan bahwa investasi Jawa Tengah pada Triwulan I 2025 mencapai Rp21,85 triliun, meningkat dari Rp18,49 triliun di akhir 2024. PMA tumbuh 24,27% dan PMDN naik 8,52%. Dengan 97.550 tenaga kerja terserap, Jateng mencatat serapan tertinggi nasional. “Iklim investasi Jateng makin inklusif dan kompetitif,” ujarnya.
Teddy Agung Tirtayadi memaparkan tiga langkah digitalisasi IKM lewat program JAWARA, yakni edukasi live commerce, pengembangan Digital Corner, dan fasilitasi masuk ke e-commerce nasional. “Kolaborasi dan inovasi jadi kunci kemajuan IKM di era digital,” tegasnya.
Sementara Prof. Syakir menekankan pentingnya transformasi jangka panjang. “Pemulihan pasca-krisis saja tidak cukup. Kita butuh sistem ekonomi yang tangguh dan berkelanjutan hingga puluhan tahun ke depan,” katanya.
Diskusi ditutup oleh Ketua DPRD Jateng, H. Sumanto, SH yang menggarisbawahi pentingnya sinergi antarpemangku kepentingan. “Menjaga ekonomi bukan sekadar angka, tapi soal menjaga denyut kehidupan dari desa hingga kota,” pungkasnya. (Christian Saputro)




