Sumaterapost.co | Lombok Timur – Keberadaan pengembala dan ribuan kerbau di hutan sekaroh akhir-akhir ini menyedihkan karena dari pihak perusahaan PT ESL tidak lagi memberikan kerbau masuk di wilayah hutan tersebut.
Bahkan terakhir, kerbau mengalami sakit-sakitan dan ada juga yang sudah mati akibat kelaparan yg disebabkan oleh aktivitas pengembalaan dan sabit rumput tidak lagi di berikan oleh pihak PT ESL.
Melihat kejadian yang terjadi saat ini di pengembala kerbau yang sudah memprihatinkan ini memancing reaksi dari pihak aktivis dan LSM.
Ketua GERAK-NTB Arsa Ali Umar mengatakan harusnya dalam situasi seperti ini pemerintah itu bisa berpihak dan berdiri di garis kepentingan rakyat bukan malah di kepentingan perusahaan. “Hakikat hadirnya investor itu di sebuah wilayah atau daerah adalah untuk mensejahterakan rakyat tapi kalau pada akhirnya kehadiran investor atau perusahaan itu ternyata malah merugikan dan menyengsarakan rakyat maka sebaiknya investor itu di usir saja dari daerah itu,” ungkapnya kepada media ini, Rabu (2/2/2022).
Atas nama GERAK-NTB kami mengharapkan kepada Bupati dan Wakil Bupati Lombok Timur untuk tetap berdiri di garis rakyat untuk membela kepentingan rakyat bukan kepentingan investor. Bupati dan Wakil Bupati itu dipilih oleh rakyat bukan oleh investor sehingga keberpihakan Bupati itu harus jelas di garis rakyat.
Toh juga PT ESL, sambung Arsa selaku investor ini sudah hampir 10 tahun mendapatkan ijin tapi aktivitas pembangunan tidak pernah terjadi, keseriusan PT ESL ini sebagai investor juga harus dipertanyakan, masak sudah bertahun-tahun hanya kegiatan yang dilaporkan cuman tanam pohon saja,” tegas Arsa.
(sopi).