Sumaterapost.co | Pasaman – Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) sebenarnya digunakan untuk membayar gaji guru, membeli sarana dan prasarana sekolah sangat rentan penyelewengan dan rawan korupsi.
Diduga modus penyelewengan dana bos sangat beragam, tergantung cara mereka mengelabui Aparat Penegak Hukum, bahkan dengan berbagai alasan agar mempercepat proses pencairan dana BOS, ada juga modus pembelian alat tulis dan prasarana sekolah dengan kwitansi palsu.
Kita berhak tahu kemana dana bos itu dipergunakan, apakah untuk keperluan semestinya. Dana bos ini bukan untuk dikorupsi. Jika di temukan ada oknum yang bermain, pantas untuk kita laporkan agar di proses biar di penjarakan.
Sementara itu, sudah menjadi isu hanggat pencairan dana BOS tahap ll SD 17 Sentosa Padang Gelugur, kecamatan Padang Gelugur, kabupaten Pasaman, Sumbar diduga ada kejanggalan saat pencairan maupun setelah pencairan.
Berhubung masih suasana libur sehabis terima Rapor. Bendahara BOS waktu itu berlibur ke Jakarta melihat cucu, disaat itu lah kepala sekolah mencairkan dana BOS. Seharusnya kan bendahara yang bisa mencairkan, ini menjadi pertanyaan besar.
Menurut pengakuan bendahara Bos inisial YL saat ditemui di ruang guru, Kamis, (21/7).
“Tidak ada merasa dikhianati. Memang benar, sewaktu pencairan dana BOS saya berada di Jakarta dan tidak berada di Pasaman. Terkait bahan untuk pencairan sudah kita selesaikan terlebih dahulu menjelang keberangkatan saya.
nominalnya yang di cairkan, sekitar Rp. 147 juta sekian. Namun yang diterima hanya 60 juta dan selebihnya uang tersebut diduga sama kepala sekolah,” ungkapnya.
Kok bisa..?
Seharusnya bendahara di fungsikan.
Seterusnya, pada sabtu, (23/7) diruang yang sama kepala sekolah SD 17 Sentosa Padang Gelugur Inisial RM menyampaikan,
“Untuk pencairan dana BOS tidak ada masalah, karena, lebih teliti lagi orang Bank dari pada kita. Cuma kami disarankan orang Bank melalui panggilan video,” ucapnya.
Terkait berapa jumlah uang dicairkan, kepala sekolah menjelaskan 137 juta sekian. 60 juta diberikan ke bendahara, sisanya sudah bayarkan itu termasuk mencat.
Namun, Disinilah ditemukan kejanggalan dari jumlah uang yang cair sudah berbeda jumlah antara bendahara dan kepala sekolah, tanggal berapa uang itu dicairkan tidak diperlihatkan, juga belanja sudah sesuai dengan RAKS juga tidak di perlihatkan.
Merasa aneh memang, saat dijumpai wartawan, Kepseknya terkesan emosional saat menjawab pertanyaan wartawan. ada apa..??
Kalau memang kita tidak bersalah buat kita emosional, atau kah ini di duga jurus ampuh untuk menutupi kebohongan.
Tim




