Semarang – Universitas Negeri Semarang (UNNES) kembali menunjukan dedikasinya di dunia pendidikan inklusi di jagat pendidikan anak usia dini (PAUD). Program itu dikemas dalam acara Webinar Guest Lecture yang berlangsung, Selasa (17/06/2025) dari Pukul 08.00-10.00 WIB Indonesia atau Pukul 09.00 -11.00. MYT waktu Malaysia. Kegiatan ini selain diikuti Tim Peneliti juga para mahasiswa dari Malaysia – Indonesia, kepala sekolah dan guru-guru PAUD dari kedua negara.
Kegiatan Guest Lecture ini merupakan implementasi Research Collaboration antara Tim Penelitian dari Fakultas Ilmu Pendidikan dan Psikologi UNNES dengan University of Malaya, untuk mengenalkan lingkungan Pembelajaran Inklusif di lembaga PAUD Indonesia dan Malaysia.
Dr. Diana, M.Pd dai UNNES mewakili Tim Guest Lecture memaparkan daam rilisnya, kegiatan Webinar merupakan pamuncak kegiatan Guest Lecture yang sebelumnya telah melakukan penelitian bersama Malasysia – Indonesia berlangsung dari bulan Februari 2025 hingga Juni 2025.
“Penelitian ini berbetuk survey dan melibatkan guru, kepala sekolah . PAUD sebagai sumber data. Pengambilan data di Indonesia dipimpin Dr Diana, M.Pd dari UNNES. Sedangkan pengambilan data di Malaysia dipimpin Prof.Fonny dari University of Malaya,” terang Dr Diana M.Pd.
Lebih lanjut, dibeberkannya, lingkungan belajar anak mendukung setiap proses kegiatan belajar anak. Pendidikan inklusi memerlukan kondisi lingkungan belajar yang memperhatikan kebutuahan tiap siswanya.
“Anak kebutuhan khusus juga memerlukan lingkungan belajar yang nyaman. Lembaga pendidikan PAUD juga memerlukan perhatian khusus untuk menciptakan lingkungan belajar yang inkusif bagi anak,” ujarnya mengingatkan.
Menurutnya melalui metode CICS (Circle Inclusive Classroom Scale) menjadi salah satu inovasi untuk mengukur keberhasilan penerapan pendidikan inklusi dalam menciptakan lingkungan belajar yang sesuai dengan kebutuhan anak.
Metode ini, lanjutnya, mengintegrasikan aspek evaluasi, pelatihan, dan pengembangan lingkungan belajar agar lebih adaptif terhadap kebutuhan siswa. Di Malaysia telah ditetapkan kolaborasi dengan pemerintah.
“Pemerintah Malaysia telah mendukung kebijakan inklusi, mulai dari penyusunan regulasi, pelatihan guru secara berkala, hingga renovasi fasilitas sekolah untuk memastikan aksesibilitas,” ungkapnya.
Untuk Pelaksanaan narasumber dalam gelaran acara Guest Lecture ini rincinya yakni Diana (UNNES) dan mitra Kolaborasi Prof. Madya Fonny Hutagalung Damaeyati (University of Malaya) dan beranggotakan Edi Waluyo, Reni Pawestuti, Akaat Haasjiandito, dan Fathin Farah Fadhilah, serta dibantu oleh mahasiswa Sindi Sofi Ansella dan Qanita.
Sedangkan isu strategis terkait penerapan pendidikan inklusi. Fokus utama pertemuan adalah membahas bagaimana membangun kerangka kebijakan, strategi pengajaran, serta menciptakan lingkungan kelas yang ramah bagi siswa berkebutuhan khusus, baik di Indonesia maupun Malaysia.
Kegiatan ini ditutup dengan pernyataan bahwa penting untuk menciptakan lingkungan belajar yang nyaman, aman, dan setara bagi anak berkebutuhan khusus di lingkungan PAUD.
Pihak Universitas Negeri Semarang (UNNSES) berharap Research Collaboration ini menjadi kontribusi nyata dalam memperkuat sistem pendidikan inklusi di PAUD baik di Indonesia dan Malaysia. (Christian Saputro/ril)