Semarang — Salah satu momen paling tak terduga dalam gelaran Serikat Gigs Remaja Terpadu (SGRT) #4 x Guyub Rupa hadir lewat penampilan Andi x Tyok, duo drummer yang memutuskan naik panggung tanpa konsep, tanpa persiapan rumit, bahkan tanpa pembagian peran. Justru dari ruang ketidakpastian itu, keduanya menemukan bentuk ekspresi yang liar, spontan, dan penuh energi.
Gagasan kolaborasi ini lahir dari satu pertanyaan sederhana yang terus mengusik: bisakah dua drummer bermain bersamaan dan menghasilkan sesuatu yang benar-benar baru? Pertanyaan itu pula yang akhirnya membawa mereka menjajal eksperimen dua drum. “Kalau gagal malu, kalau berhasil artinya kita dapat sesuatu,” ujar keduanya menggambarkan dorongan spontan yang akhirnya memicu pertunjukan tersebut.
Dengan dua set drum menghadap penonton, Andi x Tyok memilih menanggalkan segala struktur. Tidak ada komposisi yang dirancang. Tidak ada pola ritme yang disiapkan. Tidak ada pemimpin atau pengikut. “Gak ada pembagian. Pokoknya saling dengar, saling isi,” kata mereka. Prinsip sederhana itu justru memunculkan ruang dialog antarbunyi yang terus bergerak dari detik ke detik.
Sepanjang pertunjukan, improvisasi menjadi napas utama. Irama bergulir dari ketukan yang saling membalas, mengalir dari reaksi satu sama lain. “Improvisasi terus, spontan, uhuy! Gak ada yang direncanain,” kelakar mereka. Ketidakterdugaan itu memicu energi yang menular ke penonton; setiap transisi ritme terasa seperti menemukan kejutan baru, sementara dinamika ruang berubah seiring meningkatnya intensitas permainan.
Meski tampil tanpa konsep formal, keduanya tetap membawa satu pesan yang ingin mereka gaungkan di panggung: #SaveSumatera. Tagar tersebut menjadi pengingat bahwa seni dapat menjadi ruang kepedulian, sekecil apa pun bentuk aksi yang dilakukan. Dengan cara mereka sendiri, Andi x Tyok menyelipkan pesan bahwa kesadaran sosial bisa hadir dalam pertunjukan yang sepenuhnya berbasis spontanitas.
Penampilan Andi x Tyok menjadi bukti bahwa eksperimen musikal tidak selalu membutuhkan kerangka rumit. Keberanian untuk melompat ke ruang tanpa kepastian justru kerap melahirkan pengalaman paling jujur—baik bagi musisi maupun penikmatnya. Dengan dua drum, ritme yang terus berubah, serta semangat eksplorasi yang tidak terbendung, duet ini meninggalkan jejak yang kuat dan tak terlupakan di panggung SGRT #4 x Guyub Rupa. (Christian Saputro/ril)




