Semarang – Kolektif Hysteria kembali mengaktivasi jejaring kampung-kota yang ada di Semarang, Jawa Tengah dalam bentuk penyelenggaraan festival. Kali ini, Kp. Petemesan, Kelurahan Purwodinatan, Semarang Tengah, Kota Semarang, menjadi salah satu titik penyelenggaraan festival dalam Program Purwarupa, di bawah Platform PekaKota dari Kolektif Hysteria.
Direktur Kolektif Hysteria, Ahmad Khairudin, mengatakan seperti halnya festival-festival kebudayaan lain yang mereka inisiasi,’Iki Buntu: Fest I’, adalah program prototip yang fokus dengan wacana atau isu kota.
“Sering saya jelaskan di setiap kesempatan, bahwa Kolektif Hysteria berangkat dari kumpulan anak seni-sastra dan tak jauh-jauh dari kebudayaan,” kata Ahmad Khairudin.

Menueur Adin, bukan tanpa alasan, menyebut jika Kp. Petemesan sudah lama berjejaring dengan Kolektif Hysteria, kurang lebih sekira 12 tahun lalu.
“Sudah sejak sekitar tahun 2012, jadi memang kami sudah lama berjejaring melalui program-program lain, sebelum ini,” tegasnya.
Program Manager Platform PekaKota, Nella Ardiantanti Siregar, menyebut bahwa Kolektif Hysteria, melalui PekaKota sudah beberapa kali mengadakan kerja kolaborasi dengan Kp. Petemesan.
“Sampai akhirnya bisa menyelenggarakan festival ini, prosesnya memang tidak singkat. Di mana kami sudah berjejaring lama dan melakukan kerja-kerja kolaboratif dalam berbagai bentuk, selama hampir 12 tahun,” ujar Nella.
Ditambahkannya, ‘Iki Buntu: Fest I” dengan sub-tema “Ngulik” kemudian menjadi festival kampung pertama yang digelar di Petemesan oleh Kolektif Hysteria, berakar dari hal itu.
Yakni sebuah upaya untuk mengetahui lebih dalam terkait potensi seni-budaya dalam wacana kampung-kota yang ingin dibangun bersama warga Kp. Petemesan. Sehingga, beberapa konten acara pun didekatkan dengan akar kebudayaan setempat.
“Sama seperti program festival lain yang kami gelar, pemunculan ciri khas dari tradisi dan budaya masing-masing titik memang yang paling penting. Salah satunya gelaran Wayang Potehi yang dulunya berasal dari Kp. Petemesan,” lanjut dia.
Festival yang digelar Sabtu (14/7/2024) dan Minggu (15/7/2024) itu juga dimeriahkan dengan berbagai agenda lain yang melibatkan seluruh lapisan masyarakat.Di antaranya adalah Bazar UMKM, Screening Film Pendek Nasional, Lomba Mewarnai Kolegatif, Lomba Memasak “Ruwet” dan tak lupa panggung musik rakyat. Pada kesempatan itu Semarang Skecthwalk juga menggelar acara nyeket bareng di Kampung Petemesan yang hasilnya kemudian dipamerkan dalam event “Iki Buntu Fest I”.
Kepala Proyek ‘Iki Buntu: Fest I’ Alyanisa Lintang menyebut jika rupa-rupa agenda yang digelar disusun berdasarkan hasil riset mereka beberapa bulan terakhir, mengenai budaya yang tumbuh di lingkungan warga Kp. Petemesan.
“Jadi memang ini tujuannya selain membicarakan kearifan lokal, juga usaha untuk mengguyubkan warga setempat melalui berbagai agenda,” jelas Alyanisa Lintang.
Alya menambahkan perlombaan yang diikuti oleh para warga cukup meriah. Di tengah hiruk pikuk Kota Semarang, warga Kp. Petemesan akhirnya bisa meluangkan waktu bersenang-senang bersama melalui lomba yang diadakan.
“Seru dan warga terlihat sangat antusias. Terutama ibu-ibu ya. Jadi waktu lomba masak dan Bazar UMKM cukup ramai. Bahkan pengunjungnya nggak cuma dari warga sini. Ada datang dari Undip, Unnes. Banyak mahasiswa dari dua universitas itu datang ke festival, termasuk teman-teman saya, ” kata Alya.
.Alya menambahkan ‘Iki Buntu: Fest I’ masuk dalam rangkaian menuju ulang tahun ke-20 Kolektif Hysteria, serta Event Strategis dalam Program Dana Indonesiana Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) RI.
(Christian Saputro)




