Sumaterapost.co – Lampung Selatan kembali mencatat sejarah baru dalam dunia budaya Indonesia. Pada gelaran Lamsel Fest 2025, sebanyak 1.500 penari Tari Tuping 12 Wajah tampil secara kolosal di Lapangan Korpri, Kalianda, Minggu (16/11/2025), dan resmi memecahkan Rekor MURI sebagai pertunjukan Tari Tuping masal terbesar di Indonesia.
Aksi spektakuler ini melibatkan ribuan siswa SMP dan SMA se-Lampung Selatan. Sejak langkah pertama para penari memasuki arena, mengenakan topeng Tuping—simbol penyamaran pasukan pengintai masa Raden Intan suasana lapangan langsung berubah menjadi panggung sejarah yang hidup. Gerak ritmis, hentakan kompak, serta ornamen daun pisang yang menjadi ciri teknik kamuflase pasukan Tuping, seolah membawa penonton kembali pada strategi leluhur Lampung Selatan kala mengintai penjajah di kawasan pesisir Kalianda dan Gunung Rajabasa.
Dalam durasi 10 menit yang memukau, pertunjukan ini menghadirkan perpaduan nilai sejarah, seni tradisi, dan kebanggaan daerah. Tari Tuping sendiri merupakan warisan budaya khas pesisir Lampung Selatan, terutama berkembang di Desa Canti dan Kuripan. Tarian ini memiliki 12 jenis topeng dengan karakter berbeda, masing-masing merepresentasikan peran pasukan Tuping pada masa perjuangan.
Lamsel Fest 2025 memberi panggung megah bagi tradisi ini, bukan sekadar sebagai hiburan, melainkan sebagai simbol keberanian dan identitas masyarakat pesisir Lampung Selatan.
Penampilan kolosal ini turut disaksikan langsung oleh berbagai pejabat nasional, seperti Menko Pangan Zulkifli Hasan, Menteri Perdagangan Budi Santoso, Wamendagri Bima Arya, serta sejumlah anggota DPR-RI, di antaranya Desi Ratnasari, Pasha Ungu, Uya Kuya, dan Puteri Zulkifli Hasan.
Zulkifli Hasan mengungkapkan kekagumannya atas pencapaian tersebut.
“Belum pernah ada di Lampung, bahkan di seluruh dunia, tari Tuping sebanyak ini. Ini kebanggaan Lampung Selatan dan kebanggaan Indonesia,” ujarnya.
Ia juga memberikan apresiasi kepada Bupati Lampung Selatan, Radityo Egi Pratama, yang dinilai berhasil mengangkat kekuatan budaya pesisir melalui rangkaian agenda Lamsel Fest.
“Keberhasilan pemecahan Rekor MURI menegaskan bahwa Lampung Selatan tidak hanya kaya tradisi, tetapi mampu mengolahnya menjadi atraksi budaya berskala besar,” tegasnya.
Bupati Radityo Egi Pratama menyampaikan rasa bangga atas pencapaian ini. Rekor MURI tersebut, kata dia, menjadi penguatan terhadap nilai Warisan Budaya Tak Benda (WBTb) sekaligus momentum mendorong budaya lokal sebagai daya tarik wisata.
“Alhamdulillah, ini sejarah baru. Budaya daerah harus terus kita angkat karena menjadi identitas sekaligus kekuatan ekonomi melalui pariwisata,” ujarnya.
Dengan rekor ini, Lamsel Fest 2025 kian mengukuhkan diri sebagai festival budaya yang tidak hanya meriah, tetapi juga relevan dan berdampak luas. Lampung Selatan kembali membuktikan bahwa tradisi lokal mampu menembus batas daerah dan menjadi sumber kebanggaan nasional.


