Semarang, 14 Agustus 2025 — Di tengah suasana efisiensi anggaran dan lesunya perekonomian yang melanda berbagai sektor, Yayasan Roemah Difabel Indonesia (YRDI) kembali menunjukkan bahwa inklusi dan kesetaraan bukan sekadar slogan. Dalam rangka memperingati HUT ke-80 Kemerdekaan RI, YRDI menyelenggarakan kegiatan Melukis Mural Inklusif di Galeri Karya KSD-RD, Puspowarno, Semarang Barat.
Acara ini bukan sekadar selebrasi, melainkan juga bentuk nyata perjuangan komunitas difabel dalam mengekspresikan diri melalui seni. Guru seni KSD-RD, Giovanni Susanto, memimpin pembuatan lukisan mural tahap awal, yang kemudian akan dilanjutkan secara kolaboratif bersama para sahabat difabel dan siswa-siswi dari SD Kanisius Kurmosari, SD NASIMA, dan SMP Muhammadiyah 4.
“Kami sadar uang itu penting, tapi inovasi dan kerja bersama jauh lebih penting untuk terus bergerak,” ujar Noviana Dibyantari salah satu pendiri YRDI. Meski tanpa sokongan dana besar atau CSR dari institusi, YRDI berhasil menggalang dana lewat penjualan produk UMKM sahabat difabel dan relawan, mulai dari telur asin, kerupuk, hingga hasil kelas memasak.
Antusiasme dan gotong royong terbukti menjadi kekuatan. Dengan semangat kemandirian dan kepedulian, hasil penjualan menjadi modal untuk merealisasikan mimpi memiliki galeri mural inklusif—ruang ekspresi bagi semua.
Kegiatan ini bukan hanya tentang seni, tapi juga simbol harapan dan tekad bahwa perayaan kemerdekaan sejati adalah ketika semua warga negara, tanpa terkecuali, bisa merasa merdeka untuk berkarya.
Acara Melukis Mural Inklusif akan berlangsung Sabtu, 16 Agustus 2025, mulai pukul 08.00 WIB di Roemah Difabel Puspowarno, Semarang. Terbuka untuk umum, kegiatan ini diharapkan menjadi inspirasi bahwa inklusi dimulai dari langkah kecil yang dilakukan bersama.
Tuhan memberkati. Semesta merestui. (Christian Saputro)




