Sumaterapost.co | Pringsewu – Memimpin Dengan Hati , Peran Disabilitas Dalam Kepemimpinan Masyarakat, merupakan tema Seminar yang diselenggarakan oleh Program Pasca Sarjana (S2) Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Pringsewu, diadakan secara online dan ofline di AULA Kampus IBN Gading Rejo dengan mengundang para disabilitas, Sabtu, (17/12/2022).
Seminar yang dihadiri Rektor IBN Dr.Fauzi,Ketua STIT Pringsewu Dwi Rohmadi ,M.Pd., ketua yayasan STARTECH Dr.KH.Abdul Hamid.M.Pd.i.Al Hafidz, Rektor Pasca Sarjana STIT Pringsewu Dr.Salamun,M.Pd.i., Dra.Aliyah Mantik,S.Ps.I.MM., Kepala Kemenag Kabupaten Pringsewu , dan para Kepala Dinas serta kabag di lingkungan Pemerintah Kabupaten Pringsewu diantaranya, Kadis Pendidikan, Kadis Sosial, Kadis DISPORAPAR, Kabag HWDI,Kabag PPDI, Kabag NPCI, Serta Para Narasumber yang kompeten di bidangnya, Meta Puspitasari,M.A dan Arum Arupi Kusnindar,S.E.,M.BA. serta Rektor IBN Dr. Fauzi.
Dalam sambutannya ketua pelaksana seminar, Tohir,S.Pd menyampaikan terima kasihnya kepada para mahasiswa Pasca Sarjana STIT Pringsewu yang telah menggelar acara ini yang luar biasa, dan berharap dengan diadakanya acara ini dapat membangun rasa solidaritas sesama manusia karena kita di mata Tuhan memiliki derajat sama yang membadakan adalah amal dan ibadah kita semua.
Rektor IBN Dr.Fauzi, yang juga sebagai narasumber, sumber mengajak para peserta seminar dan juga mahasiswa untuk menyayikan lagu Indonesia Raya dan lagu Manusia Kuat dengan menggunakan bahasa isyarat.
Dr. Fauzi pada kesempatan itu juga menyapaikan bahwa dengan adanya disablilitas menandakan adanya normalisasi di tengah diterimanya mereka sebagai bagian dari masyarakat banyak, kegiatan ini merupakan bentuk perhatian Mahasiswa pasca sarjana STIT Pringsewu kepada penyandang disabilitas di kabupaten Pringswu khususnya, dengan harapan bisa menjadi motivasi untuk selalu berkarya dan bersemangat.
Wakil Bupati Ke 2 Kabupaten Pringsewu, juga merasa prihatin dengan adanya anak disabilitas yang belum masuk di Kartu Keluarga, hal ini ada sebagian orang tua yang diduga malu memasukkan anaknya di Kartu Keluarga, sehingga tidak mendapatkan bantuan sosial, ujar Dr. Fauzi.
(andoyo)




