Semarang — Di sebuah sudut sunyi nan teduh di Jalan Papandayan 11, Semarang, ruang seni Tan Art Space akan kembali bersinar oleh cahaya warna dan kenangan masa kecil. Mulai tanggal 6 hingga 18 Juli 2025, komunitas pelukis perempuan Woman Painter Community (Wopanco) menggelar sebuah pameran yang tak sekadar menyuguhkan karya rupa, melainkan juga mengajak kita menyelami memori dan makna terdalam dari hal-hal kecil yang sering luput dari perhatian: pameran bertajuk “Jejak Kecil.”
Digelar sebagai bagian dari peringatan Hari Anak Nasional yang jatuh pada 23 Juli, “Jejak Kecil” menjadi ruang bagi 14 perempuan pelukis—Sari, Dina, Ratri, Pera, Aida, Nora, Wiwik, Aan, Tilam, Erny Louw, Indri, Yuni, Hayyun, dan Lulu—untuk menampilkan 28 karya seni yang disusun dalam ukuran mungil nan manis: 30 x 30 cm dan 60 x 60 cm. Masing-masing karya, meski kecil secara dimensi, menyimpan narasi besar tentang perjalanan, pertumbuhan, dan harapan.
Jejak Awal dalam Goresan
“Pameran ini adalah selebrasi akan langkah-langkah awal dalam proses kreatif,” tutur Ketua Wopanco, Wiwik—sapaan akrab dari Widji Pangastuti—yang didampingi oleh Aida Panitih. Ia menyebut pameran ini sebagai ruang ekspresi yang menangkap gestur-gestur spontan, bentuk-bentuk sederhana, dan warna-warna lembut—layaknya dunia anak-anak yang penuh kejutan dan imajinasi.
“Melalui setiap goresan kecil, kami ingin mengajak pengunjung untuk menyelami makna yang tersembunyi—makna yang mungkin terabaikan, namun menyimpan kekuatan naratif luar biasa,” tambah Wiwik.
Nuansa visual dalam pameran ini akan diselimuti keceriaan dan simbol-simbol yang akrab dengan dunia anak-anak, menjadikannya sajian yang ramah bagi segala usia. Namun lebih dari sekadar pameran seni, “Jejak Kecil” adalah upaya lembut untuk mengajak siapa pun kembali menjejak masa kecil—masa ketika imajinasi belum dibatasi realitas, dan dunia terasa begitu luas dan hangat.
Seni sebagai Ruang Bermain dan Penyembuhan
Tak hanya menyuguhkan karya-karya lukisan, Wopanco juga menyiapkan beragam workshop yang terbuka bagi siapa pun yang ingin ikut bermain di dunia seni. Aida Panitih, mengungkapkan bahwa pelatihan akan mencakup kerajinan dari resin, teknik melukis lanskap, membuat keychain kreatif, hingga teknik linoprint—sebuah proses cetak artistik yang menarik.
“Workshop ini bukan hanya tempat belajar, tetapi juga ruang healing, pelarian dari kepenatan hidup sehari-hari,” kata Aida sambil mengutip dari fimela.com bahwa warna-warni di atas kanvas dapat membawa kebahagiaan bagi jiwa yang lelah.
Pendaftaran masih dibuka dengan narahubung AIDA P HP/WA : 085750665208 segera tempat terbatas.
Kenangan yang Tak Pernah Usai
“Jejak Kecil” bukan sekadar tajuk, melainkan metafora yang dalam. Ia adalah upaya Wopanco untuk menumbuhkan kesadaran akan pentingnya menghargai perjalanan kecil dalam hidup, baik dalam berkesenian maupun dalam menjadi manusia. Dalam bingkai sederhana, para pelukis Wopanco menyisipkan kerinduan, harapan, dan kisah-kisah masa silam yang terus membekas.
Di Tan Art Space, setiap langkah pengunjung akan menapaki jejak warna yang lahir dari tangan-tangan penuh cinta. Setiap karya menjadi jendela menuju dunia masa kecil yang tak lekang oleh waktu—di mana imajinasi mengalir tanpa batas, dan dunia tampak begitu luas untuk dijelajahi.
Jangan lewatkan momen ini. Datang, rasakan, dan biarkan dirimu hanyut dalam “Jejak Kecil” yang tak pernah benar-benar pergi dari hidup kita. (Christian Saputro)