(A. Andoyo, Sumatera Post, Peserta FJPP)
Merdeka Belajar adalah merupakan salah satu upaya kemerdekaan dalam berfikir dan berekspresi. Pada dasarnya program Merdeka Belajar bertujuan untuk memerdekakan guru dan siswa.
Seperti semangat dari Bapak Pendidikan Nasional Ki Hajar Dewantara, adalah memerdekakan manusia, karena pada dasarnya sekolah adalah tempat tumbuhnya budaya, Sehingga manusia merdeka dalam sekolah yang bebas berpikir dan berekspresi dengan memperhatikan keragaman yang ada menjadi keharusan untuk mewujudkan Merdeka Belajar.
Dengan Merdeka Belajar lepas dari kekangan dan belenggu bebaskan siswa dalam belajar untuk menemukan jati dirinya.
Kita ibaratkan
Kita ibaratkan Guru adalah Petani, murid adalah benih dan sekolah adalah lahan persemaian bibit tersebut. Sebagai sang Petani Pendidikan bertugas menyemai, merawat dan memastikan benih tersebut tumbuh baik dan berbuah bagus.
Dalam situasi Red Zone – Covid – 19 bukan berarti guru berhenti untuk merawat benih tersebut dalam keterbatasan ruang dan waktu.
Karena hal ini bukanlah situasi yang selanjutnya menghentikan langkah sang petani pendidikan untuk merawat benih tersebut, sehingga diperlukan inovasi dan kreatifitas guru untuk memastikan siswanya tetap tumbuh dan berkembang dengan baik dengan memperhatikan kemerdekaan berfikir dan ruang expresi bagi siswa.
Untuk mewujudkan Merdeka Belajar dibutuhkan guru yang merdeka, jika guru merdeka maka siswa pun akan merdeka, bebas dari belenggu yang selama ini memasung insan pendidikan, sehingga dihasilkan produk – produk manusia robot yang terbelenggu. Misalnya dalam menyikapi Merdeka Belajar di ruang Red Zone Covid – 19 siswa dengan dukungan dari orang tua dapat diarahkan belajar dengan metode pembelajaran berbasis proyek dengan pemanfaatan alam sekitar dengan berbagai pilihan metode belajar memanfaatkan internet sebagai laboratorium alam, hal ini untuk memacu kreativitas siswa sehingga diharapkan siswa dapat lebih berinovasi serta terpancing untuk berkreasi sesuai dengan peminatnya.




