SEMARANG — Pemerintah Kota Semarang memberikan Penghargaan Karya Budaya Lifetime Achievement Award kepada Wayang Orang Ngesti Pandowo sebagai bentuk apresiasi atas dedikasi panjang kelompok seni legendaris itu dalam melestarikan budaya tradisional. Penghargaan diserahkan langsung oleh Wali Kota Semarang Agustina Wilujeng Pramestuti kepada Ketua Harian Ngesti Pandowo, Djoko Muljono, dalam acara Festival Wayang Semesta 2025 yang digelar di Lapangan Pancasila, Simpang Lima, Sabtu (8/11/2025) malam.
Dalam kesempatan itu, Wali Kota Agustina didampingi oleh jajaran Forkompimda Kota Semarang, yang juga turut tampil mendukung pagelaran Wayang Orang Ngesti Pandowo dengan lakon “Mbangun Khayangan” garapan sutradara Budi Lee. Penyerahan penghargaan disertai dengan bantuan dana sebesar Rp50 juta sebagai dukungan bagi keberlanjutan karya dan kegiatan pelestarian seni wayang di Semarang.
“Wayang Orang Ngesti Pandowo bukan hanya sebuah kelompok seni, tetapi juga warisan budaya yang hidup. Mereka telah menjaga jati diri bangsa melalui panggung, di tengah derasnya arus modernisasi,” ujar Agustina dalam sambutannya. Ia menambahkan, pemerintah kota berkomitmen untuk terus memberikan ruang dan dukungan bagi pelaku seni budaya agar tetap tumbuh di tengah masyarakat.
Selain penghargaan untuk Ngesti Pandowo, Wali Kota Agustina juga menyerahkan penghargaan khusus kepada Dalang Cilik Danendra Danajaya Djuanda, yang baru saja meraih juara dalam ajang Festival Dalang Cilik Nasional 2025. Penghargaan ini menjadi simbol regenerasi dan harapan baru bagi pelestarian seni pedalangan di masa depan.
Pagelaran malam itu berlangsung meriah dan penuh makna. Ribuan warga memadati kawasan Simpang Lima untuk menyaksikan pementasan Mbangun Khayangan, yang mengisahkan tentang pembangunan kahyangan sebagai simbol pembangunan moral dan spiritual manusia. Kehadiran para pejabat di atas panggung semakin memperkuat pesan bahwa pelestarian budaya adalah tanggung jawab bersama.
Dengan penghargaan ini, Wayang Orang Ngesti Pandowo menegaskan eksistensinya sebagai salah satu ikon seni tradisional Jawa yang masih bertahan dan terus berinovasi di tengah zaman yang berubah. (Christian Saputro)


