
SumateraPost, Semarang – Paguyuban pecinta tosan aji Semarang “Puri Wiji” memperingati HUT- nya yang ke-27. Gegara pandemi Covid-19 peringatan hari lahir komunitas ini digelar dengan sederhana di kediaman bapak Suparwoto, di Perumahan Dosen Unnes, Jalan Dewi Sartika III/30, Semarang, Minggu (4/4).
Suparwoto mengatakan, biasanya, anggota paguyuban Puri Wiji didirikan pada 2 April 1995 ini menggelar pertemuan rutin di Museum Ronggo Warsito, Semarang. “Tetapi karena pandemi, Museum sementara ditutup, otomatis pertemuan rutin Puri Wiji juga agak terkendala. Tetapi ada beberapa kali pertemuan digelar di rumah anggotanya,” terang Suparwoto .
Suparwoto menambahkan, Puri Wiji juga menjadi wadah silaturahmi para anggotanya, untuk bersama-sama belajar tentang tosan aji sebagai warisan budaya yang sarat muatan kearifan lokal dan filosofi.
Pertemuan Minggu siang, yang sekaligus peringatan HUT Puri Wiji, mengusung tema : “Keris Luk 7”. Belasan keris milik para anggota paguyuban dibabar dipajang di atas meja.
Suparwoto, selaku tuan rumah, Minggu siang itu, membuka pertemuan dengan mengungkap makna filosofis dari Keris Luk 7 yang dijadikan tema. Keris sebagai budaya adiluhung mengandung banyak makna yang tersurat maupun yang tersirat. Untuk keris pusaka luk 7 sendiri memiliki makna yaitu angka tujuh merupakan lambang kesempurnaan ilahi. Keris ber-luk 7 terutama diperuntukan bagi orang-orang yang menganggap hidup keduniawiannya sudah sempurna, sudah cukup, sudah tidak lagi mengejar keduniawian dan untuk lebih menekuni hidup kerohanian.
Suparwoto menandaskan tujuh ini sendiri punya makna mistis. “Allah menciptakan semesta dengan tujuh tahapan. Kemudian , juga ungkapan langit ke tujuh, yang punya makna langit ada 7 tingkatan, ” terang Suparwoto
Gelar acara berikutnya, yang berlangsung gayeng, ketika para anggota paguyuban, secara bergiliran “nyandra” atau mengindentifikasi koleksi keris yang dipajang. Keris-keris secara estafet diamati oleh para anggota yang masing- masing membedah kesejarahan dan pamornya.
Ketua Paguyuban Puri Wiji, Drs Stephanus Sukirno, berharap pandemi Covid -19 segera berakhir, sehingga Puri Wiji bisa menggelar kegiatannya, kembali di Museum Ronggo Warsito kembali. “Ke depan diharapkan tentunya Puri Wiji bisa lebih bertumbuhkembang dan lebih luas lagi bisa mengedukasi masyarakat soal tosan aji yang merupakan warisan adiluhung leluhur bangsa kita” ujar Stephanus Sukirno yang juga anggota DPRD Jateng ini. (Christian saputro)