Sumaterapost.co | Lampung Tengah – Berdasarkan informasi dari masyarakat sekitar lokasi Proyek Peningkatan Saluran Irigasi di Wilayah Punggur Utara, Punggur, Lampung Tengah, Lampung, menyebutkan adanya kejanggalan terkait volume atas ketebalan beton yang sedang dikerjaan itu.

Dengan nilai proyek sebesar Rp. 79. 795. 044. 074,09, – tersebut, yang dikerjakan oleh Kontraktor dari Bangun Bukit Jaya KSO dan Konsultan supervisi PT Darma Dedana Cipta, PT MKBS dan PT AJK KSO ini, pelaksanaannya diduga telah melakukan banyak penyimpangan dengan contoh terprediksi memark up item dari bahan material, diantaranya disaat awal proses pengerjaan pengecoran menggunakan besi warmes yang berukuran 8 mm, namun di hari – hari selanjutnya diketahui telah menggunakan besi yang ukuran 6 mm.
“Melihat pola kerja yang semacam ini tentunya sangat aneh dan terlalu ‘norak’ dalam aksinya, kecurigaan menukik ketika disaat pengecoran awal, pelaksana masih menggunakan besi ukuran 8 mm, karena disaksikan pihak Balai Besar BBWSMS, namun setelah itu menurut saksi mata dari warga sekitar bahwa menyebutkan proses pengecoran beton itu, hanya menggunakan besi ukuran 6 mm saja,” jelas Sarjiman, Selasa, (18/10) Sore.
Menurut atas nama warga masyarakat ini yang kebetulan ada disekitar lokasi Proyek, mengungkapkan secara gamblang bahwa diawal pengerjaannya para pekerja yang menggunakan besi warmes berukuran 8 mm, namun ketika disaat pengecoran – pengecoran yang selanjutnya mayoritas menggunakan besi berukuran yang lebih kecil yaitu 6 mm.
“Kami tidak tahu persis tentang aturan, khususnya menyangkut proses pengerjaan proyek irigasi, namun selaku warga sekitar ketika melihat persis ada perbedaan porsi atau ukuran seperti besaran Besi, Adukan, Ketebalan pengecoran, tentunya sedikit ‘ngedumel’ atas praktek janggal itu,” urai Sarjiman.
Terakhir diungkapkan warga masyarakat yang berdomisili disepanjang irigasi yang sedang dibangun ini, berharap agar pihak BBWSMS untuk turun kelapangan dengan tujuan agar melakukan crosceck ulang terkait kecurigaan yang diduga telah melakukan mark up material proyek irigasi yang berlokasi disekitar Punggur Utara, Punggur, Lampung Tengah.
Sepengetahuan masyarakat sekitar, bahwa ketebalan beton lantainya disinyalir tidak sesuai dengan standar, sebab bila mengacu dengan ketebalan fricest tebalnya 10 centi meter, dan lantainya harus 10 centi meter juga ketebalannya.
“Dengan diam – diam, warga sekitar turut memperhatikannya, karena beton yang dikerjakan ketebalannya dibawah standar umum, yaitu hanya sekitar antara 7 sampai 8 centi meter saja,” tegas Sarjiman, yang diamini Maryoto dan Tohid ini.
Dikesempatan terpisah, ketika ‘paparazi’ hendak melakukan konfirmasi terhadap Balai Besar BBWSMS, terkait ‘Penglihatan Janggal’ warga terhadap adanya proses pelaksanaan proyek ini, namun terbentur tidak bisa ditemui lantaran semua pejabat yang berkewenangan sedang tidak ada dikantor.

“Seluruh pejabat yang berperan dalam kebijakan sedang tugas ke lapangan, silahkan saudara mengisi buku tamu, identitas yang lengkap, Keperluannya dan tulis nomor telpon yang bisa dihubungi, biasanya akan dihubungi oleh pihak Direksi atau Pejabat Pembuat Komitmen (PPK),” tegas scurity wanita imut – imut yang berjaga dikantor tersebut.
( Ganda )




